LEMPAR HANDUK
Setelah pengunduran diri Dinda, EFI mestinya sudah harus 'lempar handuk'. Tapi, EFI masih merasa jemawa. Buktinya, akhir pekan ini mereka menggelar semacam seleksi untuk pembentukan tim equestrian nasional melalui turnamen di JPEC, Sentul. Sudah pasti turnamen ini tidak akan menarik minat para riders bukan anggota EFI.
Apalagi, riders-riders terbaik tanah air sudah memastikan kehadirannya di CIO-2014, pekan depan. Jadi, apa artinya seleksi tanpa keterlibatan riders-riders utama? Di sisi lain, otoritas olahraga nasional sendiri kini sudah semakin memahami permasalahan dualisme pengelolaan equestrian tersebut. Ketua Umum KONI Pusat, Tono Suratman, akhirnya mengembalikan penyelesaian permasalahan dualisme itu kepada komunitas equestrian.
Ia menginginkan komunitas equestrian bersatu. Solusinya?
"Kita kembalikan sesuai ketentuan yang berlaku dalam AD/ART KONI Pusat," kata Tono Suratman.
Merujuk pada ketentuan persyaratan keanggotaan KONI Pusat, maka EFI sejak awal tak bisa menjadi anggota KONI Pusat. Persyaratan untuk menjadi anggota KONI Pusat adalah, minimal memiliki 10 kepengurusan daerah (pengprov), dengan masing-masing pengprov memiiki dua pengurus cabang (pengcab).
Ironisnya, sejak dilantik menjadi anggota KONI Pusat pada 2013, EFI ditengarai belum memiliki satu 'perwakilan' di daerah.
Ketua Umum PP Pordasi Mohammad Chaidir Saddak dan pemilik APM Stable Triwatty Marciano menyambut baik pernyataan Tono Suratman tersebut. Inilah memang yang ditunggu-tunggu. Rekonsiliasi diantara stakeholders equestrian sulit terwujud jika mereka tidak dalam posisi yang setara.
Dalam kaitan itu, EFI memang harus dibubarkan dulu. Atau, KONI Pusat yang membekukannya, karena ternyata EFI tak bisa mewakili masyarakat equestrian. Tono Suratman hadir dalam acara penyampaian keterangan pers Triwatty Marciano dkk dari event organizer equiestrian Indonesia terkait dengan pelaksanaan turnamen CIO-2014, Rabu (22/10) sore lalu di Hotel Borobudur.
Acara tersebut juga dihadiri Ketua Umum PP Pordasi, serta perwakilan komunitas equestrian seperti Jose Rizal Partokusumo, Bibit Sucipto, Johanes Lukito, Dewi Anggraeni, dan Albert Pelealu. Tono Suratman bahkan berfoto bersama stakeholder equestrian tersebut. (tb)