TRIBUNNEWS, COM. JAKARTA - Pengerjaan venues atau ground untuk Kejurnas/Pra PON Equestrian sudah rampung.
Para peserta sudah mencoba seluruh 'track' yang akan dipergunakan, dan semuanya dinyatakan layak untuk menjadi arena pementasan nomor-nomor dressage, jumping dan eventing, atau trilomba yang dikompetisikan Jumat-Minggu (20-22/3) ini di Denkavkud, TNI AD, Parongpong, Jabar.
"Venues atau ground sudah selesai 100%. Semua sudah dicoba, termasuk ground untuk trilomba yang pastinya akan sangat menyita perhatian," ungkap Bibit Sucipto, direktur perlombaan dari seri pertama Kejurnas/Pra PON Equestrian ini, Kamis (19/3) pagi di Parongpong, Jabar.
Nomor eventing atau trilomba termasuk jarang dikompetisikan, karena cross-country ini memerlukan area yang cukup luas.
Akan tetapi, trilomba menjadi salah satu disiplin ketangkasan yang wajib dikompetisikan pada multievent, misalnya PON untuk dalam negeri.
Disiplin trilomba dikhususkan untuk kompetisi yang melibatkan nama daerah, disamping dressage dan show jumping. Daerah-daerah yang punya potensi kuat untuk menuai prestasi, antara lain, Jabar, DKI Jaya, Banten, Jateng, Jatim, dan Riau untuk zone Sumatera.
Jabar diperkuat rider dan kuda handal dari Aragon. DKI Jaya menggabungkan potensi rider terbaik dari beberapa stable, misalnya Pegasus, JN Stud, Anantya Riding Club, dan Universitas Budi Luhur (UBL).
Sementara itu, Banten bertumpu pada kekuatan rider dan kuda tangguh dari Adria Pratama Mulya (APM) Stable. Jatim mengandalkan rider-rider yang dikontraknya dari BEC, Lembang.
Untuk Riau, riders dari UBL atau Justin Bongsoikrama (JS) Stable menjadi andalannya.
Untuk perorangan atau atas nama klub/stable, setiap peserta dibatasi maksimal turun di dua nomor, dan rider masih mengikuti kelas terbuka.
"Kami juga hanya menerima kuda yang sudah memberi konfirmasi. Kuda yang menyusul didaftarkan terpaksa kami tolak," tegas Bibit Sucipto. tb