TRIBUNNEWS.COM - Sepekan yang lalu, bintang bulutangkis India, Jwala Gutta, muncul dengan penampilan berbeda. Dia berpose dengan memakai gaun putih yang didesain khusus, dan ada banyak luka berdarah di sekujur tubuhnya.
Namun, itu bukanlah luka atau darah sungguhan. Pebulutangkis spesialis ganda tersebut tengah dalam misi kampanye menentang adu ayam yang masih banyak dilakukan di India.
Seperti tengah berada di medan tarung ayam, Gutta berpose seperti ayam yang terluka karena baru saja diadu. Pebulutangkis 31 tahun tersebut memegang papan bertuliskan "Try to relate their fate, say no to cockfighting".
"Ini saya lakukan untuk PETA (People for the Ethical Treatment of Animals) yang menentang adu ayam sekaligus menyebarkan kesadaran bahwa kita seharusnya melarang adanya pertarungan (binatang) yang bertujuan untuk menyenangkan manusia. Saya mendukung PETA," kata Gutta.
PETA merupakan organisasi non-profit yang berjuang membela hak binatang. Organisasi ini bermarkas di Norfolk, Virginia, dengan anggota dan pendukung tersebar di seluruh dunia. PETA didirikan pejuang hak binatang, Alex Pacheco, pada Maret 1980.
Adu ayam sebenarnya sudah dilarang di India, tetapi masih banyak yang mempraktikannya. Gutta meminta kepada pemerintah untuk lebih aktif melakukan pengawasan agar tidak ada lagi praktik adu ayam.
Bersama pasangannya di ganda putri, Ashwini Ponnappa, Gutta dijadwalkan turun di India Terbuka, 24-29 Maret. Selanjutnya, mereka akan turun di Malaysia Terbuka, lalu Singapura Terbuka.