TRIBUNNEWS.COM - Dengan mundurnya Tommy Sugiarto dan Simon Santoso dari pelatnas, maka saat ini skuat tunggal putra dihuni oleh 11 pemain muda dengan rata-rata umur 19 tahun.
Tiga di antaranya, yaitu Jonatan Christie, Ihsan Maulana Mustofa, dan Anthony Sinisuka Ginting, berada di bawah komando Hendri Saputra.
“Saya melihat mereka cukup potensial dengan umur 18-19 tahun. Saya lihat performa ketiganya dari tiga turnamen tahun 2015 ini, yaitu Malaysia, Swiss, dan Polandia, cukup baik dan sudah cukup puas dengan pencapaian mereka. Dengan potensi yang mereka miliki, saya optimis mereka bisa menjadi tulang punggung di event beregu, seperti Thomas Cup, SEA Games, dan Asian Games,” ujar Hendri.
Hendri menambahkan, ia menargetkan mereka sudah bisa dan siap untuk turun di turnamen level Super Series pada tahun depan.
“Saya menargetkan pada akhir tahun mereka bisa berada di Top 50. Masih ada sekitar 8-9 turnamen sampai akhir tahun. Dari 2-3 turnamen akan di-review dulu bagaimana perkembangannya, akan dievaluasi, perlu latihan lebih banyak atau perlu ikut turnamen lebih banyak atau seimbang. Tapi dari ketiganya, tidak bisa semua masuk 50 besar. Target saya, ketiganya bisa ikut turnamen Super Series di tahun berikutnya. Nanti tergantung siapa yang lebih berprestasi di akhir tahun,” tambah Hendri.
Sementara Imam Tohari dipercaya melatih Firman Abdul Kholik, Riyanto Subagja, Muhammad Bayu Pangisthu, Panji Ahmad Maulana, Enzi Shafira, Krishna Adi Nugraha, Redy Perdana, dan Reksy Aureza Megananda.
“Pada tahun 2015 ini baru mengikuti 3 turnamen, yaitu di Austria, Jerman, dan Vietnam, dan hasilnya cukup memuaskan. Target saya tahun 2015 sampai pertengahan tahun 2016, khususnya untuk Firman, Bayu, dan Riyanto, salah satu di antaranya bisa secepatnya menaikkan peringkat, menambah jam terbang bertanding, dan mematangkan teknik. Setelah itu, mereka bisa mulai turun di kelas Super Series dan puncaknya adalah di tahun 2020, mereka bisa tampil di olimpiade,” ujar Imam saat konferensi pers, Kamis (26/3/2015).
Sebagai pelatih, Imam melihat anak-anak asuhnya memiliki potensi yang cukup baik. Hanya saja, mereka masih kurang di fisik, dalam hal ini power dan kekuatan badan. Secara teknik, mereka sudah bisa bersaing dengan pemain-pemain dari negara lain.
“Saya melihat ketiga anak ini punya prospek, tapi kekurangan juga masih sangat banyak. Terutama di fisik dan kekuatan badan, mereka belum 100 persen. Untuk waktu setahun ini memang digenjot fisiknya, dalam satu minggu 2-3 kali. Untuk teknik, saya rasa tidak kalah meskipun di level kelas pemain GPG-SS,” tambah Imam.