TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Para pebulutangkis Indonesia harus bisa berjaya di negara sendiri saat tampil pada BCA Indonesia Open Premier Super Series 2015, 2-7 Juni 2015. Mereka adalah harapan bagi bangsa Indonesia di tengah krisis yang melanda dunia olahraga Indonesia.
Harapan ini disampaikan oleh Sekretaris Jenderal PP PBSI, Anton Subowo, di Hotel Sultan, Senin (1/6/2015). Anton mengatakan, Indonesia sedang menjadi sorotan dunia atas sanksi yang diberikan FIFA kepada Indonesia terkait persepakbolaan nasional.
“Semoga badminton bisa menjadi tulang punggung bagi negara ini melalui prestasi pada BCA Indonesia Open 2015,” kata Anton yang juga Ketua Pelaksana BCA Indonesia Open Premier Super Series 2015.
Harapan terbesar Indonesia untuk meraih gelar di kandang sendiri masih berada di pundak pasangan ganda campuran, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, ganda putra, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, dan ganda putrid, Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari.
Tontowi/Liliyana belum pernah menjuarai Indonesia Open. Dua tahun lalu mereka harus puas menjadi runner up, sedangkan tahun lalu langkah mereka terhenti pada babak semifinal. Hendra/Ahsan keluar sebagai juara Indonesia Open dua tahun lalu, namun tahun lalu mereka hanya menjadi runner up.
Bagi Greysia/Nitya, Indonesia Open 2015 menjadi momentum menunjukkan kualitas mereka setelah meraih medali emas pada Asian Games 2014. Pasangan ganda putri Indonesia terakhir yang menjuarai turnamen ini adalah Liliyana Natsir/Vita Marissa pada 2008.