HAK NF EQUESTRIAN
Menurut Eddy Saddak, dari dinamika yang berkembang sekarang ini, memang sudah semestinya hak sebagai Federasi Nasional atau National Federation (NF) dari equestrian dialihkan kembali dari EFI ke PP Pordasi.
Hak NF equestrian yang sejak 1975 dipegang Pordasi pada 2010 dialihkan ke EFI yang baru dibentuk 2009 karena keterlibatan Sekjen KOI (waktu itu) Ari Ariotedjo. PP Pordasi kemudian mengajukan banding ke Badan Arbitrase Olahraga Internasional (Court of Arbitration for Sport/CAS) pada pertengahan 2013, setelah gugatannya terhadap KOI ditolak oleh Badan Arbitrase Keolahragaan Indonesia (BAKI) yang dinaungi oleh KOI.
Keputusan CAS atas gugatan banding PP Pordasi baru diputuskan 12 Juni 2015. Hasilnya, gugatan banding PP Pordasi dikabulkan. Pengalihan hak NF equestrian dari Pordasi ke EFI pada 2010 dinilai tidak sah. Oleh karena itu secara subtansial hak NF equestrian tersebut harus dialihkan kembali ke PP Pordasi.
Pihak KOI dan KONI Pusat sampai saat ini masih menyatakan 'penolakannya' atas keputusan CAS tersebut. Namun, di tingkat global. keputusan CAS sudah langsung dieksekusi oleh FEI (Federasi Equestrian Internasional)--yang memayungi aktivitas berkuda ketangkasan dunia. Hak NF equestrian sudah wajar jika dikembalikan ke PP Pordasi.
Sehubungan dengan itu juga, pasca Munas Pordasi XII/2015 di Solo, akan segera diadakan pertemuan khusus diantara seluruh masyarakat equestrian yang tergabung di 49 klub.
"Dimana dan kapan pertemuan itu diadakan, segera kita tentukan," kata Eddy Saddak.
Pada Desember 2012, cerita Eddy Saddak, pernah diadakan pertemuan khusus antara masyarakat equestrian dengan perwakilan pengprov, dan bisa berjalan baik.
"Kalau dulu bisa kenapa sekarang nggak bisa? Yang penting niatnya baik saja, untuk persatuan dan kesatuan demi pencapaian prestasi bersama," tegasnya.
OLIMPIADE & LARASATI
Menjawab pertanyaan terkait program kerja dan skala prioritasnya, Eddy Saddak mengatakan, banyak hal dan permasalahan sudah diinventarisasi, dan kesemuanya diharapkan bisa dibicarakan, dibahas secara mendalam, kemudian diputuskan bersama pada Munas Pordasi XII/2015 di Solo.
"Bahan-bahas Munas sudah dikirim ke semua peserta, sehingga mereka juga tentunya sudah mempelajari apa yang akan dibahas secara intensif di Munas nanti, termasuk tentunya program-program pembinaan untuk pencapaian prestasi atlet," jelas Eddy Saddak.
Dia menyatakan bahwa salah satu program utama dan terpenting saat ini adalah bagaimana atlet Indonesia bisa berkompetisi di level internasional, misalnya Olimpiade.
Terkait dengan Olimpiade ini, KONI Pusat sudah memiliki rencana jangka panjang terhadap Larasati Gading, sehingga nantinya dapat dikompetisikan di Olimpiade 2016, Rio de Janeiro, Brasil. Larasati Gading adalah salah satu andalan di nomor tunggang serasi (dressage) pada equestrian.