TRIBUNNEWS, COM. JAKARTA - Bravo Indonesia! Itulah yang antara lain disampaikan oleh Ketua Umum PP Pordasi Mohammad Chaidir Saddak, menyambut gelaran FEI World Jumping Challenge seri Indonesia, yang dipentas 22-29 November di APM Equestrian Centre, Tigaraksa, Tangerang.
Sebanyak 25 rider atau penunggang kuda ketangkasan akan bersaing untuk memperebutkan posisi terhormat dan mewakili Indonesia ke putaran-final FEI WJC 2015 ini.
Baru kali ini gelaran FEI WJC seri Indonesia memperoleh atensi luar biasa, karena pesertanya adalah rider-rider utama dan kuda-kuda pilihan terbaik.
Diantara 25 kompetitor, Eddy Saddak bagaimanapun menaruh perhatian khusus pada Brayen Brata Coolen. Rider berdarah campuran Indonesia-Belanda ini adalah satu-satunya andalan Aragon Horse Racing & Equestrian Sport, Lembang, Jabar,
"Hanya Brayen yang bisa main. Yoel Momongan dan Rachmat Saleh tidak bisa meninggalkan sekolahnya," tutur Eddy Saddak, yang pemilik Aragon itu. Brayen akan turun di semua kelas. Di kelas 110 cm dengan kuda Delvito dan Blackberry, di 120 cm dengan Loubega, dan 130cm dengan La Belle & Aragon's Bo.
Ada kenangan manis dari Brayen Brata Coolen pada penampilannya di ajang FEI Word Jumping Challenge ini.Tahun 2012, Brayen lolos dari seri FEI WJC Indonesia dan berhak bertanding di putaran-final, di Caracas, Venezuela.
"Hasil akhirnya, dia peringkat tujuh diantara 22 peserta. Tetapi untuk kategori tim dia dapat medali perunggu," kenang Eddy Saddak.
"Kalau lolos ke final lagi, semoga hasilnya nanti lebih baik," harap pengusaha pertambangan itu.
Finalnya 120cm di Caracas, Venezuela. Kenangan dari penampilan Brayen Brata Coolen di nomor 120 cm putaran-final FEI WJC di Carcas, Venezuela, pada 2012 itu masih melekat kuat.
Waktu itu, Brayen didampingi oleh James Momongan sebagai manajer sekaligus pelatih, sementara Eddy Saddak menjadi Chief de equip. Istrinya, Irvinia Saddak, juga turut serta. tb