TRIBUNNEWS.COM, SENTUL - Luar biasa tim Honda Racing Indonesia. Musim 2015 benar-benar menjadi duet pembalap HRI ini, Alvin Bahar dan Rio SB.
Keduanya mencatat prestasi spektakuler dengan memborong semua gelar kelas bergensi di musim 2015 ini. Seri pamungkas ISOM (Indonesia Series of Motorsport) yang digelar di Sirkuit Internasional Sentul, Bogor, Jawa Barat, Minggu (29/11) benar-benar jadi milik Alvin dan Rio juga seluruh anggota tim HRI.
Alvin yang merebut gelar juara nasional untuk keenam kalinya juga secara langsung ikut membawa tim ini merengkuh gelar juara nasional tim.
Bahkan gelar juara tim itu sudah mereka persembahkan sejak seri kelima bulan lalu lantaran poin keduanya sudah tak mungkin terkejar lagi oleh tim atau pembalap lain.
Sementara Rio meraih gelar juara umum di kelas Honda Jazz Speed Challenge (HJSC) sekaligus membawa tim HRI merengkuh gelar juara umum tim di kelas HJSC.
Alvin dan Rio sama-sama berbagi gelar dan kemenangan di dua kelas bergengsi ini. Alvin finis pertama di kelas kejurnas ITCC diikuti Rio di posisi kedua dan sebaliknya Rio finis pertama di kelas HJSC diikuti Alvin di tempa kedua. Seluruh kru HRI pun berpesta menyambut kemenangan duet jagoan mereka itu di padok tim HRI.
Meski sudah meraih semua gelar bergengsi di ajang ISOM 2015 ini, Alvin tetap mengaku tak puas dengan hasil keseluruhan balapan. Pasalnya, ia merasa persaingan tahun ini kurang greget lantaran beberapa pembalap andalan seperti Fitra Eri atau Haridarma Manoppo justru absen.
"Fitra memang terkendala mobil lama. Itu yang membuat kurang mampu bersaing. Sementara pebalap lain, meski dengan mobil balap keluaran baru tak langsung bisa bersaing," ujar pebalap berusia 40 tahun ini.
Tapi, di satu sisi ia tetap puas lantaran keseriusan seluruh tim dalam mendukung ia dan Rio. Menurutnya, sukses merebut juara keenam kali merupakan buah konsistensi. Artinya, memang tim mempersiapkan mobil yang dipacunya melalui sebuah proses panjang.
"Tidak mudah untuk membangun sebuah mobil yang memiliki performance tinggi. Ini perlu kemampuan yang baik terutama para mekaniknya," ujar Alvin.
Terkait dengan lomba tahun depan yang rencananya digelar dalam tiga kali gelaran pada Sabtu dan Minggu, Alvin mengaku, pihaknya harus lebih siap lagi karena harus tampil dua kali berturut-turut. Bahkan jika digabung dengan lomba HJSC, harus turun empat kali.
"Kalau tidak mempersiapkan diri dengan baik, bisa empat kali tampil itu kalah semuanya. Ini adalah pekerjaan yang sulit bagi tim," paparnya.
Ia berharap, lomba tahun depan berlangsung lebih seru lagi dengan hadirnya pebalap-pebalap tangguh, meski masing-masing juga tidak gampang untuk membangun mobil balap. "Harapan saya persaingan antar pembalap lebih keras lagi musim depan," tegasnya.
Sementara itu General Manager PT Sarana Sirkutindo yang mengelola Sirkuit Sentul, Lola Moenek mengatakan, pihaknya terpaksa menggelar lomba pada Sabtu dan Minggu antara Februari hingga Mei 2016, karena mulai Juni 2016 Sirkuit Sentul akan dirombak untuk persiapan menjadi tuan rumah MotoGP 2017.
"Ya di tengah-tengah berlangsungnya pembangunan kembali Sirkuit Sentul untuk persiapan menjadi penyelenggara MotoGP 2017, kami coba semaksimal mungkin untuk mengakomodir para pebalap agar bisa melakukan kegiatan," kata Lola.