TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jelang Olimpiade Rio de Janeiro 2016, tunggal putri Indonesia, Lindaweni Fanetri akan lebih selektif mengikuti turnamen sebelum penutupan kualifikasi Olimpiade, Mei.
"Menjelang Olimpiade, kami harus lebih selektif dalam memilih turnamen untuk Linda. Jangan sampai salah strategi. Kondisi Linda hingga saat ini cukup baik, dan cederanya sudah pulih," kata pelatih tunggal putri pelatnas, Edwin Iriawan, Rabu (20/1/2016).
"Saya ingin Linda membuat gebrakan sebelum Olimpiade supaya meningkatkan rasa percaya dirinya," ucap Edwin.
Sektor tunggal putri Indonesia masih berjuang untuk lolos ke Olimpiade karena peringkatnya belum memenuhi syarat, yaitu menimimal mencapai peringkat kedelapan dunia.
Edwin saat ini sudah membuat program khusus untuk Linda demi lolos ke Olimpiade 2016. Saat ini Linda dan pemain klub PB Djarum, Maria Febe Kusumastuti, sedang bersaing memperebutkan tiket Olimpiade.
Selain Linda, Edwin juga berencana memperbaiki prestasi tunggal putri yang menurun belakangan ini.
"Hal yang paling penting sekarang adalah komitmen dari para atlet. Mindset mereka harus diubah, jangan cuma semata-mata mau jadi pemain tim nasional tetapi tidak pernah juara. Jadi atlet harus punya angan-angan!" tambahnya.
"Sebelum World Championships 2015, anak-anak sudah berada di track yang benar. Gregoria (Mariska) dan Fitriani prestasinya bagus, tetapi habis itu kendor lagi. Semua harus introspeksi diri dan tampil konsisten. Kalau santai-santai ya berat, kita harus mengejar, bukan dikejar, jadi tugasnya lebih susah,” tandas Edwin yang pernah melatih tim nasional India ini.
Edwin juga berharap Linda dapat meningkatkan prestasi dan menjadi sosok panutan untuk tim tunggal putri. Dinilai Edwin, tim tunggal putri butuh sosok yang bisa dijadikan contoh. Edwin menilai dari soal skill dan kemampuan, atlet-atlet tunggal putri Indonesia punya modal cukup.
"Lihat saja (Nozomi) Okuhara atau Saina (Nehwal), mereka tidak memiliki teknik yang luar biasa. Tetapi, mereka memiliki jiwa tidak mau kalah, ngotot, dan ketahanan yang bagus. Tim tunggal putri Indonesia sebetulnya bisa, hanya belum disadari saja," ucap Edwin.
Di 2016, sejumlah pemain lapis kedua mendapatkan kesempatan untuk memperkuat tim Indonesia di Kualifikasi Piala Thomas dan Uber 2016. Gregoria dan Fitriani tercatat masuk dalam tim inti.
"Saya rasa ini kemajuan untuk tim tunggal putri. Pemain muda dapat menambah pengalaman dan mengasah mental di pertandinga beregu. Di perorangan, para pemain lapis kedua saya targetkan untuk menembus rangking 40 besar dunia," ucap Edwin.