Hasil inspeksi dari delegasi teknik PP Pordasi ini kemudian disampaikan secara tertulis, dalam bentuk laporan yang bertajuk "Laporan Hasil Inspeksi & Evaluasi Lapangan Pacuan Kuda Legok Jawa, di Pangandaran, Jabar, Tanggal 11-13 Januari 2016, Pasca Pra PON XIX/2016 Jabar Tanggal 9-10 Januari 2016".
Laporan dari delegasi teknik Pordasi yang dipimpin oleh Laksda TNI (Purn) Frits AC Mantiri dan turut ditandatangani oleh Ketua Umum PP Pordasi H.M. Mohammad Chaidir Saddak, MBA dan Wakil Ketua Umum Ir.HM.Munawir, yang sekaligus Ketua Komisi Pacuan PP Pordasi, itu disampaikan kepada Ketua Umum PB PON XIX/2016 dan seluruh pihak terkait, termasuk pengprov Pordasi se-Indonesia.
Pada intinya, laporan dari delegasi teknik ini memaparkan berbagai kekurangan dari Legok Jawa, dari mulai trek (lintasan) hingga ketiadaan tempat parkir kendaraan pengunjung/penonton.
Hasil inspeksi dan evaluasi dari delegasi teknik Pordasi ini dimaksudkan untuk memberikan masukan-masukan kepada panitia penyelenggara PON XIX/2016, khususnya bagi panpel cabang olahraga pacuan kuda, agar dapat membenahi lapangan pacuan kuda sehingga memenuhi syarat-syarat minimum bagi penyelenggaraan pacuan kuda, khususnya bagi keselamatan atlet/penungggang kuda dan keselamatan kuda itu sendiri.
Tujuannya, agar cabang olahraga pacuan kuda dapat dilaksanakan dengan aman dan tertib dalam PON XIX, dan akan turut menjadi salah satu cabang olahraga yang tetap dipertandingkan di ajang PON selanjutnya.
Seperti diketahui, pacuan kuda memang baru pertama kalinya dilombakan di PON, berbeda dengan disiplin berkuda ketangkasan (equestrian) yang sudah beberapa kali dipentaskan. Di PON XIX/2016 cabor berkuda memperebutkan 15 medali emas, yakni 10 untuk equestrian dan lima untuk pacuan.
Jika perlombaan di pacuan tidak tersaji seperti yang diharapkan, misalnya jatuhnya korban karena kondisi lintasan yang kurang memdukung, sangat mungkin disiplin pacuan kuda tidak dilombakan lagi di PON XX/2020, Papua. tb