TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Prestasi gemilang yang ditunjukkan pasangan ganda campuran Praveen Jordan/Debby Susanto dengan menjadi kampiun pada turnamen tertua dan paling prestisius di dunia, All England 2016 di Birmingham, Inggris, pekan lalu, berbuah manis. Pasangan didikan PB Djarum ini mendapat apresiasi atas prestasinya tersebut.
Sesuai dengan komitmennya, Bakti Olahraga Djarum Foundation kembali memberikan penghargaan kepada para pemain yang mengukir prestasi besar. Atas prestasi menjadi juara All England, sebuah turnamen bergengsi kelas premier super series tersebut, Praveen/Debby mendapat bonus total sebesar 500 juta Rupiah. Selain juara All England, Djarum Foundation juga memberikan penghargaan kepada pelatih Ganda Campuran yaitu: Richard Mainaky, Nova Widianto dan Enroe Suryanto.
Pemberian penghargaan dan apresiasi dari Djarum Foundation ini dilakukan di XXI Lounge – Plaza Senayan, Jakarta, Selasa, 22 Maret 2016, siang. Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation, Yoppy Rosimin menyerahkan bonus sebesar 500 juta Rupiah kepada Praveen dan Debby.
"Pemberian apresiasi ini sudah merupakan komitmen Djarum Foundation kepada pemain berprestasi. Kami memberikan penghargaan kepada pemain binaan PB Djarum, Praveen/Debby yang sukses menjadi juara All England 2016," kata Yoppy.
Praveen/Debby tampil sebagai juara All England setelah pada babak final, Minggu (13/3), sukses mengalahkan Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen (Denmark), dengan skor 21-12, 21-17 dalam laga selama 43 menit. Sebelumnya, di semifinal, mereka membuat kejutan besar dengan menggusur unggulan pertama, sekaligus juara bertahan, Zhang Nan/Zhao Yunlei (Tiongkok), 21-19, 21-16 pada duel berdurasi 47 menit.
"Harapan kami, semoga pemberian penghargaan ini dapat meningkatkan prestasi Praveen/Debby pada kejuaraan-kejuaraan bergengsi lainnya, termasuk Olimpiade Rio de Janeiro nanti. Pemberian penghargaan ini saya harapkan juga bisa menjadi virus positif untuk memacu prestasi para pemain Djarum lainnya untuk tidak mau kalah dengan apa yang sudah diraih Praveen/Debby. Selain itu, Praveen/Debby tidak boleh berpuas diri, sebaliknya harus bisa lebih giat berlatih dan bertanding dengan prestasi lebih besar lagi," tambah Yoppy.
Dengan apresiasi yang diterima dari PB Djarum, Debby Susanto menyebut perlu menyampaikan rasa terima kasih kepada klub almamaternya yang dari dulu hingga kini terus memberi perhatian dan dukungan.
"Saya sampaikan terima kasih kepada PB Djarum yang tiada pernah putus terus memberikan perhatian, support, dan apresiasi kepada kami, sehingga bisa berprestasi menjadi juara All England," kata Debby yang mulai tahun 2006 bergabung ke PB Djarum.
"Inilah saat yang tepat bagi kami untuk bisa membalas jasa dan gantian memberikan suatu kebanggaan kepada klub yang selama ini telah berjasa besar membesarkan kami. Dengan penghargaan ini, kami pun makin termotivasi untuk terus berupaya mengukir prestasi besar selanjutnya," tambah pemain kelahiran Palembang (Sumatera Selatan), 3 Mei 1989 ini.
Setali tiga uang dengan Praveen Jordan. Pemain yang baru bergabung dengan PB Djarum pada akhir 2008 ini menyebut penghargaan dari Djarum Foundation ini akan menambah semangat baginya untuk bekerja lebih keras demi mengukir prestasi-prestasi akbar berikutnya.
"Terima kasih buat PB Djarum. Apresiasi ini tidak akan membuat saya jadi lengah dan berpuas diri. Sebaliknya, saya akan makin termotivasi untuk terus berprestasi. Mohon doanya semoga kami bisa menyabet medali emas di Olimpiade Rio de Janeiro nanti," tambah Praveen.
Sementara menurut ibunda Debby, Sugiyanti Budiman, pemberian apresiasi ini merupakan bentuk komitmen dan perhatian PB Djarum terhadap para pemain binaan agar mampu meraih prestasi dunia dan mengharumkan nama Indonesia di kancah bulutangkis internasional.
"Terima kasih buat PB Djarum yang telah menjadi pintu gerbang bagi Debby untuk mengukir prestasi dunia. Sebagai orangtua, saya pun akan terus mendukung Debby yang telah berkomitmen untuk terus berkarier di bulutangkis," kata Sugiyanti Budiman.
Keberhasilan Praveen/Debby ini menambah panjang sejarah kiprah pemain Djarum yang menjadi juara pada turnamen All England. Tercatat, dari total 44 gelar juara All England yang direbut Indonesia, 19 di antaranya disumbangkan pemain besutan PB Djarum.
Para penggawa Djarum yang berjaya di tunggal putra dengan raihan 6 gelar adalah, Liem Swie King (1978, 1979, 1981), Ardy B. Wiranata (1991), Hariyanto Arbi (1993, 1994).
Berikutnya 8 gelar di ganda putra yang disumbangkan pasangan Christian Hadinata yang berduet dengan Ade Chandra (1972, 1973), Kartono/Heryanto (1981, 1984), Eddy Hartono/Rudy Gunawan (1992), Rudy Gunawan yang berpasangan dengan Bambang Supriyanto (1994), Sigit Budiarto yang berpasangan dengan Candra Wijaya (2003), dan Mohammad Ahsan yang berpasangan Hendra Setiawan (2014).
Lalu ditambah 5 gelar di ganda campuran lewat sabetan Christian Hadinata yang berpasangan dengan Imelda Wiguna (1979), Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir (2012, 2013, 2014), dan Praveen/Debby (2016).
Data Diri Praveen Jordan/Debby Susanto
Praveen Jordan
Lahir: Bontang (Kalimantan Timur), 26 April 1993
Tinggi: 185 cm
Orangtua: Setiyo Lesmono/Herlinche Sinambela
Anak ke: pertama dari 3 bersaudara
Masuk PB Djarum: Akhir 2008
Debby Susanto
Lahir: Palembang (Sumatera Selatan), 3 Mei 1989
Tinggi: 161 cm
Orangtua: Susanto Darmawan/Sugiyaniy Budiman
Anak Ke: ketiga dan 4 bersaudara
Masuk PB Djarum: 2006
Prestasi Praveen/Debby:
2016 - Juara All England Premier Super Series, Juara India Grand Prix Gold
2015 - Finalis Prancis Super Series; Semifinalis All England Premier Super Series; Semifinalis BWF World Super Series Finals di Dubai; Medali emas SEA Games Singapura