Sementara Ihsan Maulana Mustofa jika berhasil melampaui babak perta ma memiliki peluang untuk langsung berjumpa tunggal nomor satu Denmark, Viktor Axelsen yang diunggulkan ditempat keempat.
“Tentunya dari pribadi ingin membalas kekalahan kemarin di Kunshan. Terlebih kali ini akan bermain
menjadi tuan rumah, semoga keriuhan penonton bisa memberikan saya tambahan semangat untuk memberikan hasil terbaik nantinya,” ujar Anton Sinisuka Ginting.
Di nomor ganda putri Indonesia memiliki harapan besar di pundak finalis tahun lalu, Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari. Tahun lalu mereka belum berhasil mengatasi Tang Jinhua/Tian Qing di partai puncak, kala itu mereka kalah 11-21 dan 10-21.
Mendapat bye di babak pertama, Greysia/Nitya sepertinya sudah harus berhadapan dengan juniornya Della Destiara Haris/Rosyita Eka Putri Sari di babak kedua, jika Della/Rosyita sanggup mengatasi Vivian Kah Mun Hoo/Khe Wei Won dari Malaysia.
Perjalanan menuju podium memang dipastikan tak akan mudah. Greysia/Nitya akan bersaing bersama Jung Kyung Eun/Shin Seung Chan dari Korea, Tang Yuanting/Yu Yang dan Tian Qing/Zhao Yunlei dari Tiongkok serta tentu saja unggulan teratas asal Jepang, Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi.
Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan akan menjadi motor bagi nomor ganda putra. Juara dunia tahun lalu ini tentu memiliki harapan untuk bisa mengulang suksesnya di tahun 2013.
Setelah gelar di dua tahun terakhir berakhir diraih oleh ganda Korea, Lee Yong Dae/Yoo Yeon Seong di tahun 2014, dan tahun lalu Ko Sung Hyun/Shin Baek Cheol tampil sebagai juara.
Ahsan/Hendra akan menjadi motor di nomor ganda putra. Juara dunia 2015 ini akan turun bersama junior mereka dari Pelatnas, Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo, Hardianto/Kenas Adi Harynato, Berry Angriawan/Rian Agung Saputro.
Indonesia bisa menambah empat wakil tunggal putri untuk berlaga di babak utama. Kualifikasi sektor ini dipenuhi oleh srikandi-srikandi tanah air.
Mereka akan melengkapi kehadiran Lindaweni Fanetri, Hanna Ramadini, Fitriani, dan Maria Febe Kusumastuti.
Ratchanok Inthanon asal Thailand tentu tak mau begitu saja kehilangan gelarnya. Persaingan di nomor ini pun dipastikan akan kembali sengit.
Carolina Marin dalam dua minggu terakhir bahkan sudah berlatih di Indonesia untuk mempersiapkan diri menghadapi turnamen ini.
Hanya satu minggu setelah gelaran Piala Thomas dan Uber, Tim Manajer PP PBSI, Ricky Soebagja menuturkan kesiapan atlet Cipayung untuk berburu gelar di Istora.
“Saya rasa waktu satu minggu untuk beristirahat sudah cukup bagi para atlet. Dan tentunya seluruh
atlet yang turun dalam turnamen ini pastinya sudah dalam keadaan siap 100 persen. Karena itulah, kami memasang target untuk bisa meraih 3 gelar di sektor ganda,” ujar Ricky Soebagja.
Sengitnya Istora pun akan semakin memanjakan pecinta bulutangkis. Jika tahun 2015 lalu turnamen hanya digelar selama enam hari.
Maka kali ini, mereka bisa menyaksikan aksi bulutangkis level dunia selama tujuh hari penuh. Istora pun sudah bersolek dan siap menyambut kedatangan para bintang lapangan.