TRIBUNNEWS.COM - Menghadapi para pedayung tangguh dari Eropa, tim dayung Indonesia menyatakan siap untuk memberi perlawanan sengit pada ajang Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro, Brasil, pada 5-21 Agustus mendatang.
Tim dayung Indonesia, yang bermaterikan pedayung La Memo dan Dewi Yuliawati serta pelatih Boudewijn van Opstal dan Muhamad Hadris, tiba di Rio de Janeiro Sabtu (30/7) malam setelah menjalani pemusatan latihan di Amsterdam selama 10 hari.
Pemusatan latihan tersebut digunakan sebagai finalisasi menghadapi kompetisi dayung pada Olimpiade 2016. Kompetisi dayung sendiri akan berlangsung pada 6-13 Agustus.
Pelatih asal Belanda, Van Opstal, menyatakan kegembiraannya bisa datang di Rio de Janeiro dan mereka siap menghadapi pesta olahraga dunia ini.
“Persiapan kami bagus. Kami melakukan training camp di Amsterdam 10 hari kemarin dan saat ini sudah berada di Rio de Janeiro. Kami sangat senang berada di sini dan bertemu dengan atlet-atlet dari negara lain,” katanya, Minggu (31/7) waktu setempat
Tim dayung tidak membuang banyak waktu dan langsung melakukan latihan sehari setelah mendarat di Rio. Tugas pertama yang harus dilakukan adalah melakukan setting perahu dan dayung, hal yang membutuhkan ketelitian tinggi.
Latihan tim dayung juga dihadiri oleh Chef de Mission Raja Sapta Oktohari, yang datang untuk memberi semangat Memo dan Dewi.
Van Opstal menerangkan bahwa Memo mendapatkan kemajuan yang luar biasa selama berlatih di Amsterdam, sementara Dewi juga melakukan semua sesi latihan dengan baik.
“Mereka berdua dalam kondisi yang baik. Saya yakin keduanya akan bisa berlomba dengan baik di sini. Kami memiliki waktu satu minggu sebelum pertandingan untuk menenangkan pikiran dan mematangkan persiapan. Pada 6 Agustus nanti, kami siap bertanding,” ujarnya lagi.
Memo dan Dewi mendapatkan tiket Olimpiade pada babak kualifikasi Asia-Oceania di Chungju, Korea Selatan, April lalu. Keduanya akan menghadapi kompetisi yang lebih ketat daripada yang pernah mereka hadapi di babak kualifikasi dan Van Opstal menyadari hal tersebut.
“Dayung boleh dibilang olahraga orang Eropa dan sangat jarang orang Asia yang mampu menyamai tingkat para pedayung Eropa meski kita melihat peningkatan yang pesat [dari Memo dan Dewi]. Saya kira mereka akan bisa bersaing dengan kompetitor dari Asia, Afrika, dan Amerika Selatan. Dan saya juga berharap mereka bisa memberikan perlawanan pada pedayung Eropa. Kami akan berusaha mengalahkan mereka,” katanya.