TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ada momen menarik yang terekam dalam laga final bulutangkis ganda campuran yang berujung pada kemenangan pasangan Indonesia, Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir.
Ketika sampai kedudukan match point 20-12 di gim kedua, Tontowi Ahmad berjingkrak-jingkrak, sesuatu yang membuat pasangannya, Liliyana Natsir marah.
Dalam siaran langsung SCTV terlihat Liliyana menggerutu dan meminta Tontowi untuk berkonsentrasi pada permainannya.
Untungnya, akhirnya pasangan Indonesia ini merebut gim kedua ini 21-12, melengkapi gim pertama 21-14.
Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir sukses mencatatkan sejarah baru bulu tangkis Indonesia. Keduanya merebut medali emas di Olimpiade Rio 2016 seusai mengalahkan Chan Peng Soon/Goh Liu Ying, Malaysia, 21-14, 21-12.
Hasil ini sekaligus menjadi kado spesial di hari kemerdekaan ke-71 Republik Indonesia.
"Saya dan Owi seperti belum percaya bisa juara. Tetapi, kami sangat bersyukur. Kami berterima kasih buat keluarga, pelatih, dan seluruh masyarakat Indonesia yang mendoakan. Akhirnya kami bisa mempersembahkan emas untuk Indonesia," kata Liliyana seperti dikutip website badmintonindonesia.
"Ini kado terindah dari Tuhan. Kado ini saya persembahkan untuk Indonesia bertepatan dengan hari kemerdekaan. Kami bersyukur kepada Tuhan. Terima kasih untuk istri, anak, keluarga, pelatih, dan semuanya yang mendukung selama ini," kata Tontowi menimpali.
Tontowi/Liliyana tampil luar biasa di partai puncak Olimpiade Rio 2016 ini.
Keduanya terus menyerang sejak awal pertandingan dimulai.
Tontowi/Liliyana tak memberikan kesempatan kepada Chan/Goh untuk mengembangkan permainan.
"Kami sudah lega banget mendapat hasil ini. Setelah ini mau istriahat dulu, refreshing karena selama ini bebannya cukup berat menuju Olimpiade," ujar Liliyana.
Tontowi/Liliyana dan Chan/Goh sebelumnya sudah sembilan kali berhadapan.
Skor pertemuan mereka 8-1 untuk pasangan Indonesia. Pertemuan terakhir mereka terjadi di babak penyisihan Grup C Olimpiade Rio 2016.
Tontowi/Liliyana menang dua gim langsung dengan 21-15 dan 21-11.
Ini merupakan emas pertama untuk sektor ganda campuran.
Terakhir, di Olimpiade Beijing 2008, Nova Widianto/Liliyana Natsir meraih medali perak.
KOMPAS.com