TRIBUNNEWS.COM, SPA - Pebalap muda Indonesia Muhammad Sean Gelael bersama rekannya Mitch Evans di Tim Pertamina Campos Racing yang didukung Jagonya Ayam KFC Indonesia juga siap beraksi di lintasan balap sepanjang 7,004 kilometer ini, Sirkuit SPA Franchorchamps, Belgia pada akhir pekan ini.
Bagi Sean dan Evans, sirkuit SPA bukan tempat yang asing dan sangat spesial. Sean cukup berpengalaman tampil di SPA sejak dia berlaga di F3 Eropa dan F3 Inggris di musim 2014.
Pada tahun itu, Sean tiga kali naik podium saat tampil pada F3 Inggris di sirkuit legendaris ini. Sean yang saat itu masih berusia 17 tahun finis di posisi kedua di race pertama, finis ketiga di race kedua dan finis kedua di race ketiga.
Pada tahun 2015, Sean juga dua kali balapan di sirkuit ini. Selain berlaga di ajang balap World Series Renault 3.5, pebalap yang gemar musik hip-hop ini juga menjajal sirkuit ini di ajang GP2 bersama tim Carlin. Meski tidak masuk dalam posisi 10 besar, Sean cukup menikmati balapan di SPA.
Sementara Evans, pada tahun 2015 yang membalap bersama tim Russian Times, finis di posisi kedua pada balapan feature. Adapun tim Campos Racing juga menempatkan pebalapnya Arthur Pic di podium ketiga pada balapan sprint.
Artinya sirkuit SPA sudah cukup akrab bagi para pebalap dan tim Campos Racing.
“Pada balapan terakhir di Hockenheim Jerman, kami sedikit kecewa karena hasil yang tidak memuaskan dengan setingan mobil yang belum pas. Akan tetapi, saya yakin pada balapan di SPA kami bisa meraih hasil yang lebih bagus. SPA tempat yang sangat spesial dan kami sangat menyukai karakter sirkuit ini,” kata Sean.
Sirkuit SPA dikenal sebagai sirkuit klasik. Sirkuit ini berkarakter cepat dengan tantangan 19 tikungan. Beberapa titik yang menjadi perhatian pebalap di antaranya trek lurus Kemmel yang memungkinkan bagi pebalap untuk saling menyalip. Ada juga tikungan kurva yang panjang dan cepat yakni dikenal dengan sebutan Blanchimont.
Akan tetapi, para pebalap juga diuji dengan pengereman berat dan kecepatan yang sangat rendah saat memasuki tikungan terakhir menjelang start dan finis. Sangking lambannya, tikungan ini dinamakan Stop Bus Chicane.
Tempat yang legendaris di sirkuit SPA tentu saja tikungan cepat Eau Rouge. Di titik ini, para pebalap bisa memacu mobil dengan kecepatan 300 kilometer. Di awali dengan turunan tajam, kemampuan pebalap kemudian diuji dengan tikungan cepat ke kiri dan ke kanan sebelum memasuki tanjakan. Para pebalap hanya bisa melihat langit dan pucuk pohon pinus sebelum mencapai tikungan berikutnya.
Untuk balapan GP2, dengan karakter sirkuitnya SPA tercatat sebagai sirkuit tercepat kedua setelah Baku City. Di sirkuit SPA para pebalap dalam setiap putaran rata-rata bisa menggeber mobil dalam kecepatan antara 217km / jam sampai 305km/jam. Namun, ini hanya bisa dilakukan jika balapan berlangsung dalam cuaca yang cerah dan lintasan yang kering.
Situasi yang terjadi di SPA karena sirkuit ini berada di dataran tinggi, selain cuaca cerah, tak jarang mendung dan angin kencang dengan hujan datang. Bahkan, kadang-kadang terjadi kondisi ekstrem dimana hampir di setiap sudut sirkuit diselimuti kabut.
Dari sisi persiapan, Sean dan Evans sudah menjalani tes simulator di markas Campos Racing di Valencia Spanyol pada hari Selasa. Keduanya juga berlatih fisik secara rutin jelang balapan. Sementara tim Campos sudah bekerja keras selama tiga pekan untuk mendapatkan setingan mobil yang pas.