TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Setelah disela banyak interupsi tentang awal-awal kesepakatan aturan main tata tertib serta keorganisasian, puluhan peserta Munas Baveti, yang berasal dari 15 kepengurusan PP Baveti tingkat propinsi mulai sibuk membahas tentang perkembangan, perjalanan, serta permasalahan yang dialami di bidang olahraga tenis di Indonesia.
Sebagai senior di olahraga tenis Tanah Air, para anggota Baveti yang hadir di acara Munas pertama, di Aston Rasuna Said, Jakarta Selatan, Sabtu (27/8), merasakan bagaimana saat ini perkembangan olahraga tenis tidak terlalu baik. Mereka masih menyimpan kekhawatiran bakat-bakat tenis ke depan belum dapat dimaksimalkan.
"Kalau dari sisi harapan tentu sifatnya akan tetap positif, apalagi saat ini pemerintah lewat Kementrian Pemuda dan Olahraga sedang memberikan guyuran semangat yang saya nilai cukup baik, yaitu lewat reward dari sisi perolehan medali. Hanya memang mungkin di sisi tenis belum maksimal hasil yang diharapkan," kata Theo L Sambuaga, ketua umum Baveti.
Menurut Theo, bakal ada banyak hal yang dikerjakan oleh orang-orang di Baveti. Sebagai mantan atlet, bagi Theo tetap harus berupaya memiliki kemampuan untuk membuat olahraga tenis di Indonesia tetap bergairah.
Ia merasa bangga ketika melihat antusias para mantan petenis nasional yang masih ikut lagi dalam kejurnas Baveti.
"Kami akan bekerja dan membangun komunikasi dan kerjasama yang baik dengan PP Pelti, kementrian, dunia usaha, serta seluruh anggota dan kepengurusan Baveti yang kini makin luas di Indonesia. Intinya, kami harus bisa bergairah juga meski sudah berumur. Tetap mengadakan kegiatan olahraga tenis dan di sisi lain bagaimana kamis semua tetap mampu memberikan semangat, ide, dan ajaran yang baik untuk petenis junior,"papar Theo.
Menanggapi persoalan bakal hilangnya lapangan tenis outdoor di kawasan olahraga Senayan, Theo mengungkapkan bahwa hal itu juga menjadi perhatian Baveti. Ia tak menampik bahwa selama ini petenis yang lahir mumpuni di Tanah Air adalah berkat fasilitas yang ada di Senayan.
Namun, ia bersama anggota Baveti lainnya juga merasa miris jika fasilitas tersebut ada yang dihilangkan.
"Oleh sebab itu, saya dan teman-teman di Baveti menyampaikan hal ini ke PP Pelti dan Kementrian Pemuda dan Olahraga. Mungkin apa yang kami sampaikan tersebut mampu jadi bahan pertimbangan ke depan. Karena, fasilitas yang mendukung adalah sisi penting dalam upaya meningkatkan kualitas prestasi olahraga, salah satunya keberadaan lapangan tenis," ungkap Theo.