News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

PON 2016

Ayat Supriatna (Jabar) & NSR Yalatif (Sumbar) Rebut Emas Cabang Gantole

Editor: Toni Bramantoro
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ayat Supriatna (kiri/Jawa Barat) dan NSR Yalatif (Sumatera Barat) menggigit medali emas cabang Gantolle PON XIX Jawa Barat 2016 yang mereka peroleh, Minggu (25/9), Desa Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat.

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Sejarah baru Gantolle tercatat, rekor PON X 1981 pecah.

Desa Cihampelas (25/9) Peningkatan jam terbang dengan teratur mengikuti berbagai kejuaraan, menghasilkan juara-juara baru di cabang olahraga dirgantara Gantolle/Layang Gantung PON XIX Jawa Barat 2016. 

Rekor dibuat untuk dipecahkan. Sejarah baru tercatat. Sejak Tony Kullit (Jawa Barat) merebut dua medali emas Gantolle pada PON X Jakarta 1981, di nomor Ketahanan Terbang dan Ketepatan Mendarat (KTM), baru kali ini ada pilot (sebutan untuk atlit olahraga dirgantara) yang berhasil merebut dua medali emas. Bahkan dua pilot sekaligus berhasil meraih pencapaian idaman itu!

Setelah lomba hari kelima (Ronde 6) Nomor Ketepatan Mendarat berakhir, Minggu sore (25/9) di Desa Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat, pilot Sumatera Barat (Sumbar), NSR Yalatif, terlalu tangguh untuk pilot-pilot tuanrumah di Kelas B. Sarjana Pendidikan (Jasmani) Universitas Negeri Padang itu merebut emas keduanya setelah menjuarai Nomor Lintas Alam Terbatas (Minggu, 18/9), di Bukit Batu Dua, Gunung Lingga, Kabupaten Sumedang.

Andalan tuan rumah, Ayat Supriatna juga berhasil merebut medali emas keduanya.  Sebelumnya, Ayat, 31, yang mengikuti Kelas A, menjuarai Nomor Lintas Alam Terbatas (Race To Goal/RTG) dan berperan besar dalam membawa Jawa Barat menjadi juara umum cabang Gantolle dengan meraih tiga medali emas, tiga perak dan satu perunggu.



Emas lainnya diperoleh dari nomor Ketepatan Mendarat Beregu Kelas A atas nama pilot senior Koesnadi Bohon dan Ujang Robi. Pada PON XVIII Riau 2012, Ayat hanya meraih medali perunggu Nomor RTG Kelas B.

Sementara Latif, mengaku prestasinya melebihi ambisi pribadinya.

“Ini rezeki anak. Sebenarnya saya lebih fokus ke KTM dan tidak menyangka bisa merebut emas RTG,” ujar Latif pada Tagor Siagian, Staf Sekretariat Pengurus Besar Federasi Aero Sport Indonesia (PB FASI).

Latif, 28, mulai berlatih Gantolle pada 2009, setelah pilot senior Sumbar Rijalul Fathani berpromosi di kampusnya. Isterinya, Marta Prawilian sedang mengandung putra pertama mereka.

Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno menjanjikan hadiah Rp. 200 juta untuk peraih satu medali emas. Sedangkan bagi peraih medali perak Rp 50 juta, dan medali perunggu Rp 25 juta.

Kontroversi banyak melanda lomba Gantolle akibat kinerja Panitia Pelaksana (Panpel) tidak sesuai buku panduan lomba (Technical Handbook/THB) yang berisi seluruh peraturan yang sudah disepakati semua manajer regu. Revisi peraturan yang dilakukan Direktur Lomba Eris Budi Utomo belum diterima Panitia Besar PON XIX.

Regu Jawa Timur melakukan protes ke PB PON karena merasa adanya keganjilan. Lomba RTG pada Jum’at (16/9) sempat dibatalkan menunggu PB PON menerima THB Gantolle yang direvisi. Hasilnya, Dewan Hakim PB PON memutuskan agar aturan lomba mengikuti THB asli.

Tim penasehat hukum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Propinsi DKI Jakarta, Subangkit, mengungkapkan pihaknya sangat dirugikan akibat lomba dihentikan sepihak oleh Direktur Lomba saat pilot DKI Jaya Andre Herman Kartowisastro sedang memimpin peringkat sementara.

Padahal, sebelumnya sudah diputuskan meski tidak ada pengesahan revisi THB, berdasarkan hasil pertemuan teknis para manajer regu, itu sudah tidak masalah dan pertandingan tetap bisa dijalankan.

 Namun, kenyataannya Direktur Lomba justru mengingkari hasil pertemuan para manajer regu yang sudah disepakati.

"Dengan fakta demikian, artinya Direktur Lomba memihak dan mengungguli propinsi tertentu," tegas Subangkit.

Kinerja Panpel yang tidak profesional dan cenderung menguntungkan regu tuanrumah sangat disayangakn.  Banyak orang yang tidak kompeten dijadikan anggota Panpel. Termasuk Ketua Panpel Imam Sofyan yang bukan tokoh Gantolle. Pihak Komandan Lapangan Udara (Danlanud) TNI AU Sulaiman juga tidaka dilibatkan.

Padahal kegiatan olahraga dirgantara berada di bawah koordinasi Federasi Aero Sport Indonesia (FASI) dengan anggota 26 propinsi, yang dibina TNI AU. Dikhawatirkan akibat lomba yang banyak menyalahi peraturan demi keuntungan regu tuanrumah, cabang Gantolle tidak akan diikutsertakan pada PON XX Papua 2020.

Pada Nomor Ketepatan Mendarat, juru ukur diprotes karena menandai jarak pendaratan pilot yang lebih jauh dari sebenarnya. Regu Jawa Timur menyampaikan protes pada Panpel dilengkapi video sebagai bukti. Namun pertemuan para manajer regu dengan Panpel cabang Gantolle batal pada Sabtu (24/9) sore karena Panpel beralasan para penggugat tidak ada yang hadir.

Netralitas Ketua Persatuan Gantolle dan Paralayang Indonesia (PGPI) Bidang Gantolle Alda Lubis juga dipertanyakan, karena  membiarkan para juru ukur (wasit) tidak mewakili peserta secara merata. Padahal saat Pra PON tahun lalu beberapa sudah bertugas dan menjalani pelatihan.

“Saya tidak pernah dihubungi Panpel,” ujar Razak Satari, wasit asal DKI Jaya yang juga mantan pilot.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini