TRIBUNNEWS.COM, SAMARINDA - Miris, persiapan para atlet difabel Kaltim jelang (Peparnas) XV/2016 Jawa Barat sangat berbeda dengan PON/XIX.
Anggaran Peparnas Kaltim jauh lebih kecil yaitu Rp 6,5 miliar ketimbang anggaran PON yang mencapai Rp 130 miliar.
Ketua Kontingen Peparnas Kaltim, Encik Widyani mengaku prihatin dengan kondisi anggaran yang diterima.
Sebelumnya pengajuan anggaran Peparnas Kaltim Rp 10 miliar, namun yang diterima hanya Rp 6,5 miliar.
"Yang diajukan Rp 10 miliar, tapi yang kita terima 6,5 miliar. Ini dipakai untuk puslatda selama dua bulan dan keberangkatan, jadi sudah include semuanya," ucapnya, Selasa (11/10).
Kecilnya anggaran yang diterima membuat pihaknya kesulitan menyediakan tiket untuk atlet. Ia tak menampik beberapa atlet terpaksa merogoh kocek pribadi untuk membeli tiket.
"Saya prihatin sekali dengan kondisi atlet kita yang difabel. Untuk persiapan Peparnas saja mereka harus membeli tiket sendiri. Keuangan kita terbatas sehingga bisa jadi hasil anggaran ini akibat rasionalisasi," kata Encik.
Menurutnya keterbatasan dana itu menjadi persoalan penting yang perlu diselesaikan pemangku kepentingan.
Ia berharap pemerintah dan donatur lainnya bisa lebih memperhatikan nasib atlet difabel yang berjuang membela keharuman nama Buni Etam di kancah olahraga.
"Mereka adalah atlet juga yang membanggakan nama daerah. Semoga mendapat perlakuan khusus," tuturnya.
"Kita berharap dari pemerintah semoga ada tambahan di APBD murni, sehingga bisa membantu kekurangan kita supaya atlet tidak terganggu saat pertandingan."(Budi Susilo/Alfiansyah/Tribun Kaltim)