TRIBUNNEWS.COM, NUSADUA - Sejumlah kejutan mulai menyertai babak kedua turnamen tenis PGN Nusa Dua Bali Open 2016 yang berlangsung di lapangan tenis KONI dan DPRD Bali, Denpasar, Rabu (16/11).
Ironisnya hasil gemilang di kejuaraan berhadiah total Rp 120 juta itu justru dipetik oleh petenis muka lama.
Di kelompok putri, petenis andalan tuan rumah menorehkan prestasi yang membanggakan Pulau Dewata. Wakil Bali, Nancy Metriya (28) berhasil menyingkirkan unggulan kedua tunggal putri asal Jawa Timur, Dyah Mustika Pratiwi. Nancy menang straight set 6-3 6-4.
Di perempat final, petenis yang sempat bersinar saat junior dengan peringkat terbaik 350 dunia itu (2004) itu bakal meladeni rekan sedaerahnya, Sagung Putri Dwinta yang juga sukses mengandaskan unggulan keenam, Paulina Kalem (Papua) 6-0 7-6(4).
“Ini hanya sisa-sisa kejayaan kok. Ya, besok (Kamis, 17/11) ramailah lawan Sagung. Kami sudah saling tahu, kekuatan dan kelemahan masing-masing,” tutur petenis yang kini lebih banyak aktif mengurusi bisnis keluarganya di bidang distribusi sembako ke Timor Leste.
Selain Nancy, petenis Bali yang masuk babak utama memanfaatkan fasilitas wild card pun membuat kejutan.
Ni Putu Armini mampu memaksa unggulan keempat, Fadona Titalyana (Kalimantan Selatan) pulang lebih awal. Ni Putu unggul melalui pertarungan rubber-set 6-2 2-6 6-1.
Selanjutnya Ni Putu bakal menjajal ketangguhan seeded kelima berperingkat nasional (PNP-9), Oxi Gravitasi yang di babak kedua menaklukkan wakil Jawa Timur, Kadek Gita Purnami 6-0 6-3.
Petenis stok lama kelompok putra pun menciptakan kejutan. Wakil Jawa Tengah, Wisnu Adi Nugroho (22 tahun) menaklukkan unggulan kedua yang juga peraih medali perak tunggal putra PON 2016, Arief Rahman (Kalimantan Selatan). Wisnu menang 6-3 6-1.
DAGU Ditendang Hingga Patah, Ibu Sewa Pembunuh Bayaran untuk Habisi Nyawa Putranya, Bayar Rp 10 Juta
Kunci Jawaban Post Test Modul 2 PMM, Adanya Rutinitas Harian di Satuan Pendidikan Memudahkan Peserta
“Saya bisa menang karena memiliki pukulan yang lebih bervariasi dari lawan. Kemenangan di set pertama membuat saya lebih percaya diri sehingga mampu menang relatif lebih mudah di set kedua,” tutur Wisnu yang menyabet dua medali emas tunggal perorangan dan beregu tenis PON 2012 ini, seusai laga.
Kemenangan ini seolah mengisyarakatkan bakal kembalinya Wisnu ke blantika utama tenis nasional. Petenis kelahiran 27 Mei 1994 ini pernah menjadi pahlawan tim Piala Davis Indonesia ketika mengalahkan Thailand di Jakarta, empat tahun silam.
Namun selepas penampilan gemilang sepanjang 2012, Wisnu yang lulus dari SMA Khusus Atlet Ragunan Jakarta itu bak layang-layang putus, tak jelas jejak karirnya di lapangan tenis.
Bahkan, pemuda asal Tegal ini sempat pindah haluan, menekuni soft-tenis meskipun sesekali masih tampil di kejuaraan tenis nasional dengan hasil yang tidak mengecewakan.
“Sejak September lalu, saya ingin serius kembali menata karir di lapangan tenis. Saya niati dengan keyakinan bahwa setia bahwa setiap kerja keras yang kita lakukan pasti akan terbayar setimpal di masa depan,” tutur finalis Nusa Dua Open 2015 ini yang bakal diuji darah muda asal Kalimantan Timur, Indra Wahyu Anshari di babak delapan besar.
Mulai Kamis (17/11), penyelenggaraan turnamen berlabel Sirkuit Nasional Tenis PP Pelti ini akan berpindah ke lapangan tenis Grand Hyatt dan ITDC Nusa Dua.
Sejumlah partai menarik akan tersaji di perempat final, diantaranya duel senior-junior antara unggulan ketiga Aditya Hari Sasongko (DIY) dan Anthony Susanto (Jatim) yang menempati seeded kelima.