TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lifter putri Lisa Indriyani tak pernah menduga bakal dipanggil Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) untuk mengikuti pelatnas Asian Games 2018.
Padahal, dia hanya meraih medali perunggu pada Pekan Olahraga Nasional (PON) Jawa Barat 2016.
"Saya senang sekaligus sedih. Senang karena tidak pernah menduga bisa dipanggil mengikuti pelatnas dan sedih karena kesempatan bertemu emak waktunya tidak banyak," ungkap Lisa Indriyani yang ditemui saat menjalani tes kesehatan di Gedung PPIKON Kemenpora Jakarta, Selasa (6/12/2016).
Mendapat kesempatan mengikuti pelatnas Asian Games 2018, Lisa yang merupakan anak kelima dari enam bersaudara pasangan almarhum Iman dan Mani ini mengaku terus mengingat pesan ibunya.
"Emak senang banget saat saya dipanggil mengikuti pelatnas. Dan, saya akan terus ingat pesannya agar saya memanfaatkan kesempatan yang diberikan dengan baik," katanya.
Meski bersaing dengan peraih medali perak Olimpiade Rio de Janeiro 2016, Sri Wahyuni, Lisa yang turun di kelas 48kg ini tetap memimpikan emas pada Asian Games 2018.
"Saya ingin membahagiakan emak yang banting tulang menghidupi keluarga dengan menyewakan tikar pada pengunjung Kebun Binatang Ragunan. Mudah-mudahan saya bisa terus berada di Pelatnas dan bisa mewujudkan impian meraih medali emas pada Asian Games 2018," jelasnya.
Pelajar Sekolah Kejuruan Olahraga (SKO) Ragunan Jakarta mengaku sangat mencintai ibunya yang terus memberikan motivasi agar rajin berlatih.
"Saya hanya disuruh emak berlatih dengan giat agar punya masa depan yang lebih baik. Dan, saya hanya diizinkan membantu kerja emak saat Lebaran yang banyak pengunjungnya," ujar adik kandung Suryadi yang juga lifter angkat besi nasional.
Direktur Program Kepelatihan Performa Tinggi Lomba 1 Satlak Prima, Hadi Wihardja mengatakan, Satlak Prima merekomendasikan Lisa Indriyani karena dianggap potensial.
"Prestasi Lisa itu mengalami kemajuan sangat pesat. Dari tahun 2013 hingga 2016 kenaikan total angkatannya per tahun mencapai 10kg," tutur Hadi Wihardja.
Makanya, Hadi yang juga mantan lifter Olimpiade itu merekomendasikan Lisa dengan pertimbangan kemajuan prestasi yang dialaminya itu sama sekali belum mendapat sentuhan Sport Science.
"Satlak Prima itu kan menerapkan sport scince. Jadi, saya yakin prestasinya bisa lebih ditingkatkan lagi," jelasnya.