TRIBUNNEWS.COM, SAWAHLUNTO - Tidak terlalu keliru untuk menyebut dan sekaligus mengakui bahwa Sawahlunto Derby ibarat pesta untuk kuda-kuda tangguh dari daerah Sumatera Barat.
Dari 10 kali penyelenggaraan Sawahlunto Derby yang didukung penuh oleh Bank Nagari itu hampir tak ada kuda dari luar daerah Sumbar yang berhasil merebut gelar dari keseluruhan kelas yang dipertandingkan, termasuk nomor puncak kelas Derby.
Dari 10 kali kejuaraan, termasuk Sawahlunto Derby X-2016 pada Minggu (4/12/2016) lalu, kelas Derby didominasi kuda daerah, hanya dua kali gelar juara direbut kuda luar Sumbar.
Hal itu pula yang membuat kuda-kuda dari luar daerah Sumbar jarang berpartisipasi di Sawahlunto Derby. Mereka ngeri untuk datang ke sana, tak terkecuali kuda-kuda dari Jatim.
Pada Sawahlunto Derby X-2016 ini tak ada juga kuda-kuda handal dari Jabar dan Jateng yang berpartisipasi. Ternyata, ini karena Sawahlunto Derby X-2016 tergelar setelah final seri 2 Kejurnas Pacuan Kuda 2016, pekan silam di Tegalwaton, Salatiga.
Kuda-kuda tangguh dari Jabar dan Jateng tampanya riskan untuk langsung diberangkatkan ke Sawahlunto setelah all-out di Tegalwaton.
"Biasanya final seri 2 kejurnas kita adakan bulan September, tetapi untuk tahun ini khan baru saja pekan lalu di Tegalwaton, Sawahlunto. Jarak waktunya terlalu pendek, kasihan juga kuda-kudanya kalau dipaksakan tampil," ujar Mohammad Chaidir Saddak, Ketua Umum PP Pordasi yang juga pemilik klub Aragon, Lembang.
Pernyataan senada disampaikan pemilik klub Tombo Ati, Surakarta, Ir.H.M.Munawir dan pemilik klub Eclipse, Solo, Ir.Imam Hartono. tb