TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengelola komplek Gelora Bung Karno (GBK) meluruskan kabar yang menyebar di masyarakat tentang korban pembunuhan sadis yang disebut pemenang tender renovasi GBK untuk Asian Games 2018.
Dodi Triono yang tewas dibunuh di kediamannya, Pulomas Residence, Jalan Pulomas Utara No 7A, RT/RW 12/16, Kelurahan Kayu Putih, Pulo Gadung, Jakarta Timur, Selasa (27/12/2016) pagi WIB bukan pemenang tender yang dimaksud.
Pusat Pengelolaan Komplek Gelora Bung Karno (PPK-GBK) menyatakan almarhum memang merupakan salah satu mitra kerja lama yang berencana mengembangkan sebagian area GBK.
Namun Dodi tidak terkait langsung dengan proyek renovasi itu.
"Ir. Dodi Triono merupakan salah satu mitra kerja lama PPK-GBK dan berencana mengembangkan sebagian area GBK yang tidak terkait langsung dengan pekerjaan renovasi GBK dalam rangka Asian Games 2018," tulis pernyataan dalam rilis dari Pengelola GBK.
"Terkait pemberitaan yang menyebutkan bahwa Ir. Dodi Triono adalah pemenang tender proyek renovasi SUGBK; sepanjang yang kami ketahui Almarhum tidak ada hubungan kerja langsung dalam proyek dimaksud,"
Dalam pembunuhan yang terjadi pada Selasa (27/12/2016) pagi WIB itu, almarhum tewas di lantai dua rumahnya bersama lima orang lainnya.
Kelima orang itu adalah Diona Arika Andra Putri (16), Dianita Gemma Dzalfayla (9), Amel, Yanto, dan Tasrok (40).