TRIBUNNEWS.COM - Petenis Inggris yang lahir di Sydney, Johanna Konta siap membuat gebrakan di turnamen Australia Terbuka 2017. Modal berharga sebagai juara di turnamen pemanasan Sydney International pada pekan lalu, membuat dia diperhitungkan sebagai salah satu petenis dengan status Kuda Hitam di Grand Slam pertama tahun ini.
"Ini selalu menjadi mimpi saya untuk berada di puncak permainan," kata Konta sebelum melakoni laga pertama Australia Terbuka.
"Tentu saja ada kemungkinan. Tapi saya pikir ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan antara realitas dan mimpi. Saya pikir ada pekerjaan yang harus dilakukan di sana," katanya.
Konta akan menghadapi pertandingan pertama pada hari ini, Selasa (17/1). Lawan pertama yang akan dihadapi adalah Kirsten Flipkens dari Belgia.
Ini adalah pertemuan Keempatt Konta melawan Flipkens. Dari tiga pertemuan sebelumnya, Konta menang dua kali pada 2015 dan 2011. Sedangkan di Monterrey 2016, dia kalah dari Flipkens.
Konte merupakan harapan baru bari Inggris di tenis putri. Untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade, Inggris memiliki wakil yang diperhitungkan bisa bersaing merebut juara tunggal putri grand slam Australia Terbuka.
Lingkungan Australia sudah tidak asing lagi bagi Konta. Dia lahir dan dibesarkan sampai remaja di Sydney, ini membantu petenis berusia 25 itu bersaing di Australia.
Sebelum Grand Slam ini, Konta membuat kejutan dengan menembus babak semifinal turnamen Shenzen akhir tahun lalu. Setelah itu diikuti prestasi manis awal tahun di mana Konta memenangkan gelar pertamanya di Stanford dan menembus 10 besar peringkat WTA untuk pertama kalinya.
Dia menjadi sorotan pada Jumat (13/1) lalu, ketika Konta menaklukkan petenis nomor tiga dunia, Agnieszka Radwanska di kota kelahirannya untuk mengklaim gelar juara tur untuk yang kedua kalinya.
Peningkatan besar dirasakan Konta selama setahun terakhir setelah dia berlatih secara intensif dan mengalami pematangan mental dalam menghadapi pertandingan. Tidak mengherankan bahwa dia juga menjadi pemain yang makin diperhitungkan jelang grand slam Australian Terbuka.
"Saya jelas sangat senang dengan tingkat saya bermain saat ini," kata Konta. "Tapi kita semua tahu bahwa itu tidak didapat begitu saja. Itu tidak menentukan bagaimana Anda akan tampil pada turnamen berikutnya. Aku menghadapinya dengan positif, tapi aku ingin, sekali lagi, bekerja keras di sini dan benar-benar mencoba untuk melakukan yang terbaik yang saya bisa lakukan di sini," katanya menambahkan.
Sudah lama, petenis berkebangsaan Inggris bisa meraih gelar juara Australia Terbuka. Virginia Wade adalah petenis Inggris terakhir yang memenangkan gelar Australia Terbuka. Dia meraihnya pada tahun 1972. Dan keberhasilanya menjadi juara di Wimbledon 1977 menjadi saat terakhir kali petenis Inggris bisa jadi juara tunggal putri turnamen grand slam.