TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dari 12 atlet atau rider yang masuk dalam pantauan untuk berlaga di kompetisi equestrian XXIX/2017, mungkin hanya Larasati Gading yang paling siap dalam arti yang sebenarnya.
Larasati yang sudah meraih medali emas di SEA Games dan perunggu Asian Games 2014 , Incheon, Korsel, intens mempersiapkan fisik dan mentalnya dengan terus mengikuti berbagai pertandingan di Jerman. Ia bertanding dengan kuda-kuda warmblood miliknya sendiri.
Tak ada keraguan untuk Larasati. Ini mungkin berbeda dengan kondisi yang dirasakan oleh rider yang diproyeksikan diberangkatkan ke SEA Games XXIX/2017 itu.
Rider lainnya yang masuk dalam pantaun tim manajemen berkuda Indonesia untuk SEA Games XXIX/2017, selain Larasati, adalah Djolfie Momongan, Rahmat Natsir, Dara Ninggar Prameswari, Mira Warganegara, M. Akbar Maulana. Dari 12 rider yang diproyeksikan, hanya empat orang yang diberangkatkan ke Kuala Lumpur.
Mereka itulah yang menjadi tumpuan untuk pencapaian target dua medali emas dari dressage-disamping satu dari nomor jumping, beregu. Baru Larasati Gading yang sejauh ini bisa diyakini akan masuk di 'big four' tim dressage SEA Games XXIX/2017 itu.
Larasati membekali diri dengan dua aspek penting, yakni dari sisi pengalaman, fisik, dan kuda yang bagus. Dua kuda warmblood juga akan segera menjadi tunggangan Rahmat Natsir dan Dara Ninggar Prameswari.
Tak diperlukan banyak waktu bagi rider untuk melakukan penyesuaian, menumbuhkan sinergitas dan harmonisasi dengan warmblood yang kemampuannya di atas kuda-kuda 'biasa'.
Tak semua rider yang diproyeksikan ke SEA Games sudah bisa merasa benar-benar "happy" dengan kuda-kudanya. Rider senior Djolfie Momongan termasuk diantara rider yang masih merisaukan pasangannya.
Djolfie yang selama mendominasi gelar juara di kelas-kelas atas dressage, tak terlalu cemerlang di event khusus tunggang serasi APM Classic yang digelar Sabtu dan Minggu di APM Equestrian Center, Tangerang.
Djolfie menunggangi kuda pinjaman dari Ganesha Stable, Jazz Around, dan hanya menempati peringkat kedua Advanced hari Sabtu, dibawah Nadya Zax (Bique-Bique).
Masih di Sabtu pagi, Djolfie bahkan lebih terpuruk di Prix St Georges (PSG), dengan hanya menempati urutan ke-5 setelah Darwin Labonu (Ervidel), Dara Ninggar (Commodore), Mira Warganegara (Xeique), Wilbert Soetardja (Laurentio), dan M. Akbar Maulana (Achiless).
Djolfie baru bisa benar-benar bisa 'tune in' setelah menunggangi Pramudha Wardani dan menguasai Elementary Open & Medium. Dua kelas itu pula yang dikuasai Djolfie pada kompetisi hari Minggu, juga dengan Pramudha Wardani.
Namun, berganti kuda ke Jazz Around, ia kembali diungguli Nadya Zax di Advanced. Djolfie bahkan tak tampil di PSG. tb