TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) meminta induk-induk organisasi (PB/PP) harus bisa membedakan masalah akomodasi (makanan, penginapan dan tempat latihan) dengan uang saku atlet.
Apalagi, Satlak Prima telah menjelaskan secara detail mengenai adanya ketentuan yang diberlakukan menyangkut akomodasi atlet.
"Soal akomodasi dan uang saku itu sangat berbeda. Akomodasi itu ditanggung Prima dengan catatan harus memenuhi ketentuan yang berlaku yakni adanya kontrak yang ditandatangani Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Prima dengan penyedia catering, pengelola penginapan/hotel dan tempat latihan yang diketahui PB/PP," ungkap Direktur Performa Tinggi (HPD) Permainan 3 Satuan Pelaksama Program Indonesia Emas (Satlak Prima), Iman Sulaiman Zamzami di Jakarta, Rabu (22/3/2017).
Hal ini diungkapkan Imam menjawab adanya keluhan dari PB PBI menyangkut uang saku dan masalah makanan atlit boling yang menjalani pelatnas SEA Games Malaysia 2017 dan Asian Games 2018.
Masalah akomodasi dan uang saku atlit, kata Iman, Satlak Prima telah dijelaskan dalam pertemuan dengan pengurus PB PBI di Markas Satlak Prima Gedung PPIKON Jakarta, Senin (21/3/2017). Saat itu, PB PBI diwakili Lidia (Bendahara), Ronny Mandagi (Manajer) dan Gatot (pelatih).
"Soal atlit makan mie instan tidak perlu terjadi jika PB PBI mengikuti ketentuan yang diberlakukan. Prinsipnya, Prima tidak membebani PB/PP untuk biaya pelatnas SEA Games 2017 dan Asian Games 2018. Memang uang saku untuk seluruh atlit pelatnas telat karena menyangkut adanya standar baru yang alan diterapkan. Mudah-mudahan masalah uang saku ini bisa segera diselesaikan secepatnya," urainya.
Mengenai program uji coba, kata Iman, Satlak Prima akan memberikan dukungan penuh dengan catatan diusulkan 40 hari sebelum keberangkatan.
"Tadinya proses pengajuan uji coba 30 hari sebelum keberangkatan tetapi karena adanya tambahan harus mendapat persetujuan Setneg jadi ditetapkan 40 hari. Uji coba yang diajukan PB PBI ke Thailand Open di Bangkok, 10-17 April 2017 saja sedang dalam proses," tuturnya.
Sebelumnya, Manajer Boling Ronny Mandagi menyampaikan keluhan tentang uang saku atlit yang tertunda tiga bulan sehingga mereka mengkonsumsi mie instan.
“Karena gaji tak kunjung didapat, para atlet terpaksa mengkonsumsi mie instan, kalau tidak percaya buka saja lemari esnya, pasti isinya mie instan,” ujar Ronny Mandagi.
Menyangkut pernyataan tersebut, kata Iman, sudah dipertanyakan melalui WhatsApp tetapi Ronny membantah.
"Ronny membantah pernyataan tersebut dan dia menyebut ucapan itu dilontarkan pengurus lain yang tidak hadir dalam pertemuan di prima," jelasnya.