TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dalam upaya menghadapi SEA Games XXIX Kuala Lumpur Malaysia, 19-31 Agustus, Komite Olimpiade Indonesia (KOI) melakukan pertemuan dengan Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) dan pengurus induk-induk organisasi olahraga (PB/PP) di Markas KOI Gedung FX Senayan Jakarta, Jumat (31/3/2017).
Pertemuan yang dihadiri Wakil Ketua Umum KOI Muddai Madang, Sport and Law KOI Hellen Sarlita Delima, Ketua Satlak Prima, Achmad Soetjipto dan utusan 27 PB/PP itu membahas masalah persiapan awal yang harus dilakukan dalam menghadapi pesta olahraga dua tahunan negara-negara Asia Tenggara tersebut.
"Pertemuan KOI, Satlak Prima dan PP/PB membahas tentang persiapan apa saja yang harus dilakukan PB/PP dalam rangka pengajuan entry form by name ke panitia SEA Games Malaysia 2017," ungkap Helen Sarita Delima yang ditunjuk sebagai koordinator multi event.
Di SEA Games 2017, kata Hellen, PB/PP perlu memperhatikan tentang adanya kebijakan pemerintah yang meminta hanya cabor yang berpeluang meraih medali saja yang diikutsertakan. Begitu juga dengan offisial yang akan diberangkatkan harus memenuhi ketentuan yang diminta pemerintah.
"Atlet yang diberangkatkan ke SEA Games Malaysa 2017 harus berpeluang meraih medali. Dan, offisial yang diajukan harus memiliki fungsi yang jelas dalam kontingen karena keberangkatannya harus mendapat persetujuan dari Sekretariat Negara (Setneg)," katanya.
Menyangkut cabor dan atlit yang akan diberangkatkan, kata Hellen, Ketua Satlak Prima Achmad Soetjipto telah memaparkannya secara detail.
"Satlak Prima telah memberikan penjelasan mengenai cabor yang berpeluang meraih medali," tuturnya.
Di SEA Games Malaysia 2017 sebanyak 38 cabor akan dipertandingkan dan Indonesia kemungkinan akan turun di 35 cabor.