Bantul memiliki strategi penting dalam konteks terkait sepeda, lantaran daerah tersebut masih sangat banyak orang beraktifitas dengan bersepeda.
"Atas Nuansa bersepeda itu maka menjadi suatu prioritas bahwa Bantul kita jadikan awal untuk mengayuh sebuah statement namanya Hari Bersepeda Nasional, meskipun ujungnya Sragen," tutur Isnanta.
"Kami sudah mengumpulkan beberapa komunitas atau organisasi sepeda termasuk steakholder kementerian lain yang terkait mengharmonisasikan tentang rencana hari bersepeda nasional, di mana para penggiat maupun komunitas sepeda atau goweser sangat mendambakan adanya hari bersepeda itu," jelas Isnanta.
Sebelum Gowes Pesona Nusantara Etape The Harmony Of Nature and Culture dimulai, seperti yang dilakukan oleh daerah penyelenggara gowes sebelumnya, Bantul juga melakukan pengambilan tanah dan air.
Tanah diambil dari wilayah Kerto Plered yang merupakan bangunan yang dulu digunakan oleh keraton Mataram awal.
Kenapa diambil dari tanah tersebut, Didik Warsito sebagai Kadisdikpora Kabupaten Bantul mengatakan bahwa tanah disitu merupakan dengan sejarah panjang dari Yogyakarta secara umum termasuk Bantul, sehingga tanah tersebut yang dipilih oleh pihak keraton untuk diberikan sebagai simbolisasi guna dijadikan satu di Gunung Tidar.
Sedangkan air diambil dari Sendang Kasihan, termasuk Sendang yang tua di Kabupaten Bantul termasuk Yogyakarta.