TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dua pekan lalu ada turnamen Denmark Open Super Series Premier 2017 dimana Indonesia menempatkan satu finalis lewat Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon dan dua semifinalis lewat pasangan ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir dan pasangan ganda putra Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi.
Di Babak final, Kevin/Marcus dikalahkan juara dunia 2017, Zhang Nan/Liu Yuchen (Tiongkok), dengan skor 16-21, 24-22, 19-21.
Di Perancis, skuad Merah-Putih memboyong dua gelar dari pasangan ganda putri Greysia Polii/Apriyani Rahayu dan pasangan ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir. Greysia/Apriyani yang tak diunggulkan, berhasil membuat kejutan dengan meraih gelar juara dengan menumbangkan para unggulan dari Jepang, Tiongkok dan Korea.
Greysia/Apriyani merebut titel juara setelah menumbangkan Lee So Hee/Shin Seung Chan (Korea), dengan skor 21-17, 21-15. Sementara Tontowi/Liliyana mengalahkan unggulan pertama dari Tiongkok, Zheng Siwei/Chen Qingchen, dengan skor 22-20, 21-15.
“Hasil di Denmark dan Perancis sangat baik, karena kami mampu merebut dua gelar superseries dan khususnya di ganda putri yang sudah 20 tahun tidak juara di Perancis. Semoga hasil ini memberi semangat baru dan menular ke atlet sektor lain, agar dapat memacu diri, kerja keras, untuk dapat menghasilkan prestasi terbaik di kejuaraan-kejuaraan penting yang akan datang,” kata Susy Susanti, Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI.
Susy menilai sektor ganda campuran, ganda putra serta ganda putri telah menunjukkan hasil yang cukup baik. Namun sektor tunggal putra dan putri masih perlu konsistensi dan kerja keras lebih.
“Tunggal putra dan tunggal putri masih belum konsisten, butuh fokus kematangan dalam menghadapi setiap lawan, serta kesiapan dalam menghadapi lawan yang berbeda-beda. Untuk tunggal putri, kami masih harus kerja keras untuk bisa masuk rangking elit dunia, kami usahakan dalam waktu satu-dua tahun yang akan datang untuk bisa mencapai prestasi yang lebih tinggi seperti di level super series,” ujar Susy kepada Badmintonindonesia.org.
Sementara itu, Kepala Pelatih Ganda Putri PBSI, Eng Hian, mengekspresikan apresiasinya atas raihan Greysia/Apriyani. Pasangan senior-junior ini merupakan hasil racikannya yang baru dipasangkan pada Piala Sudirman 2017, Mei lalu.
“Waktu melihat hasil pertandingan mereka di Korea dan Jepang Open, saya bilang sama Chafidz (Yusuf – Asisten Pelatih Ganda Putri PBSI). Kalau melihat performa Greysia/Apriyani begini, tinggal nunggu waktu saja, kapan ‘pecah telor’ (dapat gelar). Melihat kualitas mereka, memang sudah bisa bersaing di kelas atas. Namun cukup surprise juga mereka menangnya di Perancis, tidak menduga secepat ini,” ujar Eng.
Disebutkan Eng, setelah meraih gelar ini, tugas Greysia/Apriyani tentu belum selesai. Keduanya bahkan harus mampu mengontrol ekspektasi berbagai pihak yang dibebankan kepada mereka ke depannya.
“Harus bisa menjaga ekspektasi diri sendiri, pengurus PBSI dan masyarakat. Pokoknya sekarang fokus dulu ke diri sendiri,” ungkap Eng.
Usai dua tur Eropa, para pebulutangkis akan bersiap untuk mengikuti kejuaraan China Open Super Series Premier 2017 dan Hong Kong Open Super Series 2017. Para pemain elit juga tengah berburu poin untuk dapat tampil di kejuaraan bergengsi BWF Final Super Series 2017 di Dubai.