“Di turnamen keempat, saya berada di posisi kedua. Itulah saatnya saya mulai ketagihan
memenangkan medali.”
Namun, tak lama kemudian bencana dialaminya saat latihan di tahun 2011. Partner
latihan Rahardian membuatnya terjatuh dan merobek ACL di lutut kanannya. Mimpinya,
sebagaimana juga pekerjaan sehari-harinya kini bergantung pada tabungannya, karena
biaya operasinya mencapai lebih dari US$3.700.
“Saya perlu menyembuhkannya, namun tak memiliki uang,” kenangnya muram.
Menemukan Kesempatan Kedua Beruntung, gym tempat Rahardian berlatih meminjamkan ia uang yang dapat dikembalikan melalui penghasilannya saat ia kembali ke pekerjaannya.Rahardian pun harus melakukan operasi di Surabaya, jauh dari rumahnya di Jakarta untuk memangkas biaya.
Sayangnya, seperti sudah menjadi takdir, operasi itu gagal. Setahun dalam masa
pemulihan, sekrup yang digunakan dalam prosedur operasi terlepas, dan seakan
melayang di dalam lututnya.
Kesialannya ini menjadikannya lebih banyak meminjam uang untuk membayar dokter
lain dan melakukan operasi pada lututnya yang cedera. Namun hal paling mengerikan
dari situasi ini adalah banyaknya orang yang kehilangan kepercayaan padanya bahwa
dia dapat kembali ke jalur yang benar untuk melanjutkan karir bela dirinya.
“Tak ada yang mau berlatih dengan saya,” tambahnya.
“Mereka semua berpikir saya sudah berakhir.” Hingga kemudian keberuntungan menyapanya saat berjumpa Andrew Leone di tahun 2013. Petarung ONE Bantamweight World Championship masa depan ini mulai menunjukkan kemampuan Muay Thai dan Jiu-Jitsu-nya di Jakarta Muay Thai MMA.
Rahardian sepertinya sangat cocok untuk bekerja dengan orang Amerika itu. Dan sejak
saat itu, keduanya berlatih bersama.
“Saya tak ingin mengecewakan Andrew [Leone], sehingga saya memberikan 100 persen komitmen,” ujarnya.
“Saya kira ia mempercayai saya.”
Terbukti, kepercayaan yang tinggi di antara keduanya menjadikan Rahardian kemudian
mengikuti jejak temannya itu untuk masuk ke ring yang sama dan mendapatkan
kesuksesan yang juga sama.
Rahardian membuat debut profesionalnya di tahun 2015, mendapatkan kemenangan
cepat, dan kemudian melompat ke ONE Championship yang telah ditunggu-tunggu.
Di bulan Agustus 2016, segera setelah bergabung, Rahardian mengalahkan sepasang
lawannya dengan jurus rear-naked choke hanya dalam dua menit untuk memenangi
ONE Flyweight Indonesian Tournament Championship.