TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Timnas Gulat Indonesia dibuat kecewa oleh maskapai Qatar Airways. Mereka harus menunggu keberangkatan ke Belgia lantaran pesawat tak kunjung datang.
Berdasarkan boardingpass, 18 atlet beserta rombongan dijadwalkan take off pukul 00:40 WIB Minggu dini hari (22/4/2018).
Akan tetapi, mereka terlantar di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten. "Kami menggunakan Qatar Airways QR 955 dengan tujuan Doha, Qatar. Namun, selama tiga jam kami menunggu tidak ada tanda-tanda pesawat akan diberangkatkan. Dari jadwal 00:40 kami akhirnya diberangkatkan pukul 03:00 dinihari WIB," jelas Asisten Manajer dan Humas Timnas Gulat, Tubagus Adhi.
Delay ini, diakuinya, menyebabkan chaos dari seluruh penumpang yang berjumalah 230.
"Termasuk 24 dari rombongan kami 18 di antaranya adalah atlet. Mestinya sesuai jadwal kami bis melanjutkan penerbangan dari Doha ke Sofia pukul 07:30 WIB," selorohnya.
Tubagus Adhi enjelaskan akibat ketidaknyamanan itu, para rombongan harus menunda perjalanannya.
"Begitu juga dengan penumpang lain yang melanjutkan penerbangan dari Qatar ke berbagai belahan dunia lainnya. Sudah pasti mereka kehilangan connecting fligh lainya," katanya.
Di sisi lain, serperti diberitakan sebelumnya, Timnas Gulat akan melakukan pemusatan latihan selama 80 hari di Bulgaria dan Italia. Di sana, mereka akan uji tanding dengan para atlet dari Jerman, Rumania dan lainnya. Setelah itu, para atlet akan mengikuti turnamen di Sassari Italia.
Bersama manajer tim Gusti Randa dan para pelatih, Buyamin, Edem Abduraimov dan Fathur Rahman
Pegulat Pelatnas Asian Games 2018 :
Gaya Grego Roman Putra : Hasan Sidik (Jatim), M Aliansyah (Kaltim), Andika Sulaeman (DKI Jakarta), Lulut Gilang Saputra ( Jatim), Ashar Ramadhani (Kaltim), Papang Ramadhani (Kaltim).
Gaya Bebas Putra : Eko Roni Saputra (Kaltim), Ardiansyah (Kaltim), Rizki Dermawan (DKI Jakarta), Fahriansyah (Kalsel), Ronald Lumban (Sumsel), Dimas Seto (Jatim).
Gaya Bebas putri: Eka Setiawati (Jabar), Dewi Ulfa (Kaltim), Mutiara Ayu (Jatim), Dewi Atiya (Jabar), Desi Sinta (Banten), Ridha Wahdaniyaty (Kalsel).