Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Majid
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pecatur cilik Indonesia, Samantha Edithso bercerita mengenai perjuangannya meraih gelar juara FIDE World Championship 2018 U-10 di Minsk, Belarusai.
Cerita itu ia sampaikan setelah diberi penghargaan oleh Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imam Nahrawi di Kantor Kemenpora, Senayan, Jakarta, Senin (23/7/2018).
“Saya sebenarnya kebetulan juga (raih juara dunia), pas babak ketiga soalnya saya kalah, tapi lawan saya tidak tahu tiba-tiba malah jadi remis, mungkin dia kelelahan. Posisi saya kan sudah kalah banget, tapi kebetulan saja bisa draw gitu. Tapi saya bersyukur bisa bawa gelar juara buat Indonesia,” kata Samantha.
Dalam ajang tersebut, Samantha Edithso tidak terkalahkan dalam sembilan babak. FIDE World Cadets Rapid & Blitz Chess Championships yang diikuti. Dia mendapatkan nilai akhir 8,5 poin.
Samantha Edithso hanya imbang atau remis satu kali saat melawan pecatur Uzbekistan, Afruza Khamdamova, pada pertandingan ketiga.
Pada partai terakhir atau kesembilan, Samantha Edithso mengalahkan pecatur Rusia, Yana Zhapova.
Setelah meraih predikat juara dunia junior, Samantha bertekad untuk memecahkan rekor peraih juara grand master termuda.
“Saya sih ingin coba dapat gelar grand master dulu secepat mungkin, sekarang tuh rekor dunia itu umur 13-15 tahun. Saya mau pecahin rekor peraih grand master termuda dulu,” harapnya.
Sementara itu, di acara apresiasi atlet Indonesia yang berhasil mengharumkan nama Indonesia. Samantha dan atlet karate, Fauzan masing-masing mendapatkan bonus sebesar 40 juta rupiah dari Kemenpora.