TRIBUNNEWS.COM - Lagu kebangsaan Indonesia Raya akhirnya berkumandang di Malaga, Spanyol, setelah pelari gawang putri Tanah Air, Dedeh Erawati menyumbangkan medali emas di nomor 100 meter lari gawang (kategori usia 35-39 tahun) pada Kejuaraan Dunia Masters Atletik 2018.
Bendera Indonesia dikibarkan lebih tinggi, di atas bendera Belgia dan Spanyol.
Dedeh Erawati memang bisa menahan agar air matanya tak menetes selama lagu Indonesia Raya dikumandangkan.
Baca: Dedeh Erawati Hadapi Tiga Tantangan Ini Sebelum Sabet Emas Kejuaraan Dunia Masters Atletik 2018
Namun, mimik mukanya tak dapat berbohong, bahwa ia terharu dengan peristiwa itu.
"Prestasi ini adalah target saya di tahun 2018. Dengan kemenangan ini, artinya saya bisa mempertahankan medali emas yang saya dapatkan di Kejuaraan Dunia Masters Atletik 2016 di Perth, Australia," kata Dedeh Erawati kepada BolaSport.com di Stadion Carranque, Malaga, Spanyol, Minggu (16/9/2018).
Dedeh Erawati akan pulang pekan depan, dengan kepala tegak karena dua medali di kantongnya.
Selain medali emas 100 meter lari gawang, ia pun pulang dengan medali perak 100 meter Kejuaraan Dunia Masters Atletik 2018.
"Medali ini saya persembahkan untuk pelatih saya sendiri, coach Fahmy Fachrezzy. Saya tahu beliau sangat khawatir karena saya sebenarnya kurang persiapan untuk tampil di Kejuaraan Dunia Masters 2018 ini," tutur Dedeh Erawati.
Baca: Sprinter Putri Indonesia Dedeh Erawati Sabet Emas Kejuaraan Dunia Masters Atletik 2018
Meski demikian, ia dan pelatihnya sama-sama saling menyemangati bahwa medali emas bukan sesuatu yang tak mungkin dicapai.
Dedeh Erawati pun mengucapkan terima kasih kepada dua orang tim yang ikut membantunya selama berada di Malaga, Spanyol, yakni Ricky Fay dan Karamah.
Dedeh Erawati mendapat medali emas nomor 100 meter lari gawang Kejuaraan Dunia Masters Atletik 2018 dengan catatan waktu 14,50 detik.
Sementara itu, medali perak di nomor 100 meter ia peroleh dengan catatan waktu 12,63 detik.
Baca: Belajar Ikhlas dan Pantang Menyerah dari Atlet Difabel Voli Duduk Nina Gusmita
Menurut Fahmy Fachrezzy, waktu 14,50 detik bukan kemampuan terbaik Dedeh Erawati.
"Namun, mengingat bahwa kami tidak punya persiapan maksimal, hasil tadi saya sangat puas. Orang lain mungkin tidak tahu masalah ini, tetapi kami berhasil melaluinya dengan baik," kata Fahmy Fachrezzy. (*)
Berita ini sudah tayang di BolaSport.com dengan judul: Saat Indonesia Raya Berkumandang di Malaga