Potensi Kudus sebagai destinasi sport tourism juga dibuktikan dengan kehadiran dan partisipasi sejumlah atlet-atlet bulutangkis legendaris Indonesia. Identik dengan Perkumpulan Bulutangkis (PB) Djarum, Kota Kudus selama ini memang dikenal sebagai salah satu kiblat penghasil pebulutangkis handal.
Sementara itu dari sisi race management, Direktur runID Bertha Gani mengatakan persiapan matang telah dilakukan untuk penyelenggaraan relay marathon yang pertama kalinya di Kudus ini.
Relay marathon sejauh 42,195 kilometer dan juga empat kategori lainnya akan mengambil rute di jalan-jalan utama Kota Kudus.
Mengambil posisi start dan finish di Alun-alun Simpang Tujuh, lanjut Bertha, trek yang akan dilalui para peserta cenderung landai dan stabil sehingga lebih bersahabat untuk para peserta.
Menariknya, rute lari juga akan melewati sejumlah titik di Kota Kudus yang terkenal seperti Gerbang Kudus Kota Kretek, GOR PB Djarum, Monumen Kretek Indonesia di Taman Oasis, dan Museum Jenang.
Untuk mengantisipasi cuaca terik menjelang siang hari, panitia juga menyiapkan 19 titik water station di sepanjang rute lari.
“Salah satu hal yang menarik dan patut kita nantikan adalah bagaimana jalannya race di kategori utama, relay marathon. Terlebih ada mekanisme transisi di tiga titik untuk empat orang pelari di masing-masing kelompok. Tentunya sudah kita persiapkan sedemikian rupa agar berlangsung smooth,” tutur Bertha.