Lebih lanjut, Peter meminta agar semua pihak menghormati aturan dalam pemilihan Ketua Umum KONI kali ini. “Jangan sampai ada usaha-usaha untuk menggagalkan atau mengubah aturan yang sudah disepakati dan dibuat sebelumnya,” tambah Peter.
Pemilihan secara aklamasi menurut Peter sah-sah saja sejauh memenuhi syarat yang dibuat dan aturan yang ada.
“Jadi ini sah saja jika ada calon tunggal,” tuturnya.
Ketua Umum Pengurus Besar Federasi Kurash Indonesia (PB Ferkushi) Mayjen TNI Hafil Fuddin, mempunyai pendapat yang sama.
“Peraturan dan aturan yang sudah disepakati bersama harusnya menjadi panglima bagi kita dalam berorganisasi. Jadi mari kita tegakkan aturan yang ada itu,” ujar Hafil Fuddin.
Apalagi aturan dalam pencalonan Ketua Umum KONI kali ini sudah disepakati dan ditetapkan dalam Rapat Anggota Tahunan (RAT).
“Jadi mari kita taat aturan yang ada. Kalau sampai aturan yang sudah ada ini dilanggar, maka ke depan pasti akan ada gangguan-gangguan lagi dan tentunya tidak baik bagi olahraga nasional,” kata Hafil.
Bagi calon ketua sendiri, sebaiknya memang mempersiapkan diri dalam pencalonan dengan baik dan matang.
“Jadi jangan sampai kita gagal dalam menggalang dukungan lalu aturan yang sudah ada diubah begitu saja. Ini tidak baik,” ucap Hafil.
Suara netral datang dari Badan Pembina Olahraga Mahasiswa Indonesia (BAPOMI). Menurut Edi Nurinda, Wakil Sekjen Bapomi, menyatakan tekadnya untuk mendukung Musornas KONI mendatang.
“Pada prinsipnya kami ini netral, meskipun kami juga punya hak suara di Musornas nanti. Pasalnya kami adalah organisasi fungsional yang notabene perwakilan dari pemerintah. Siapa pun yang terpilih nanti tentu akan kami dukung. Intinya seperti itu,” jelas Edi.
Selain itu, ia juga berharap dalam Musornas nanti agar bisa dilaksanakan dengan baik, jujur, fair serta sesuai dengan aturan yang sudah disepakati.
“Bagi kami yang terpenting, adalah ketua nanti bisa memajukan pembinaan olahraga nasional,” jelas Edi.