TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan meminta Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Provinsi DKI Jakarta merebut juara umum kembali pada Pekan Olahraga Nasional (PON) 2020 di Papua.
Hal itu dikatakan oleh Ketua Umum KONI DKI Laksamana Pertama TNI (Purn) Djamhuron P Wibowo saat ngobrol santai (Ngobras) KONI DKI bersama dengan wartawan olahraga dan Balai Kota di Hotel Grand Cempaka Putih Jakarta Pusat, akhir minggu lalu.
“Arahan pak Gubernur “Ayo Bung Rebut Kembali” menjadi pelecut kami untuk merebut kembali juara umum PON Papua,” ungkap Djamhuron P Wibowo yang didampingi Sekum KONI DKI Jakarta, Djamran dan Bendahara Umum KONI DKI Jakarta, Novita Dewi, Wakil Bendahara Budi Siswanto serta Ketua Bidang Humas Hari Bukhari beserta jajaran pengurus KONI DKI.
Jenderal TNI AL Purnawirawan bintang satu itu mengakui harmonisasi para pemangku kepentingan olahraga Jakarta adalah kunci untuk merebut kembali juara umum.
"Selain Gubernur Anies yang memberikan dukungan, KONI juga mendapat dorongan semangat dari berbagai unsur pimpinan dan anggota DPRD," tutur Djamhuron P Wibowo.
Bahkan Ketua DPRD Prasetyo Edi Marsudi, Wakil Ketua DPRD M Taufik, Anggota DPRD Steven Setiabudi Musa dan Syahrial serta anggota legislatif lainnya tak henti-hentinya menggaungkan semangat Juara Umum PON Papua.
“Tentunya dengan berbekal harmonisasi para pemangku kepentingan ini kami para Pengurus Harian KONI DKI menjadi terlecut untuk selalu memberikan semangat yang terbaik dalam setiap kunjungan ke cabor dan hal ini juga akan memacu atlet lebih fokus dalam berlatih,” tutur Djamhuron.
Komandan Kontingen (CdM) DKI Jakarta PON XIX di Jawa Barat itu juga telah belajar banyak saat memimpin para atlet berlaga pada penyelenggaraan pesta olahraga empat tahunan itu di bumi Parahiyangan setelah hanya menempati posisi ketiga dalam klasmen akhir pengumpulan medali.
KONI DKI juga telah menjalankan berbagai program kerja untuk mengejar ketertinggalan dari daerah lainnya.
“Kami akui agak terlambat dalam persiapan dari daerah lainnya, namun kini kami telah fokus untuk mengejar ketertinggalan melalui berbagai program kerja diantaranya program yang kami sebut dengan Trisula TP3A, SC, dan Iptek. Ketiga unsur tersebut sudah menjalankan perannya masing-masing dengan bersentuhan langsung kepada atlet di lapangan. Dari laporan yang kami terima, sudah ada kemajuan yang menggembirakan dari setiap cabang olahraga dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya,” papar Djamhuron.
Sebagai contoh, katanya, dari beberapa kegiatan Pra PON yang sudah berlangsung DKI Jakarta masih yang teratas. Di antaranya Pra PON Judo, wushu, dan beberapa cabang olahraga lainnya yang meski tidak juara umum tapi perolehan medalinya sudah melebihi ekspektasi.
Bendahara Umum KONI DKI Novita Dewi menambahkan dana kebutuhan olahraga tidak bisa 100 persen bergantung ke pemerintah dan pihaknya akan mencari sumber-sumber pendanaan lainnya selain bantuan hibah dari APBD.
“Karena itu, kita cari sumber-sumber pendanaan yang lain untuk memenuhi target juara umum PON Papua salah satunya dengan mencari bapak asuh dan juga CSR perusahaan,” ujar Novita.
Hal senada juga diungkapkan oleh Sekum KONI DKI yang memastikan hingga kini telah memenuhi pembayaran honor atlet.
“Hingga kini tidak ada atlet yang mengeluhkan belum menerima honorarium. Kebutuhan atlet dan kegiatan-kegiatan lainnya kami usahakan untuk membayarnya secara tepat waktu, namun jika masih ada kekurangan kami terbuka menerima masukan,” katanya.