"Dengan cara kerja Yamaha, segalanya terbuka. Anda bisa mencoba apa pun yang Anda mau, dan mereka akan memberi kebebasan. Jadi saya rasa Rossi tak bermaksud mencari peningkatan teknis," tutur dia menambahkan.
Argumen Forcada ini tidak lepas dari minimnya pengalaman yang dipunyai Munoz.
Sebelum akan berpindah ke kubu Rossi pada musim depan, status Munoz sekarang adalah bekerja untuk tim Sky Racing VR46 milik The Doctor.
"Dengan beberapa musim yang tersisa, Rossi menempatkan teknisi yang tidak berpengalaman," kata Forcada.
"Jadi, apalagi yang dia cari selain motivasi? Hal yang sama juga terjadi tatkala dia mengganti Jeremy Burgess dengan Galbusera pada tahun 2014," ucap dia lagi.
Lebih lanjut, pria yang kini berperan sebagai kepala kru pembalap Franco Morbidelli (Petronas Yamaha SRT) itu menilai keputusan Rossi mengganti kepala kru karena dia sudah menemui jalan buntu.
"Valentino Rossi dan timnya pikir sudah menemui jalan buntu dan dia menginginkan perubahan. Bagaimana caranya? Well, Davide masih muda dan ia akan punya ide-ide baru," ucap Ramon Forcada.
Selam enam musim menjadi kepala kru Valentino Rossi, pencapaian terbaik Silvano Galbusera ialah mengantar sang pembalap menjadi runner-up MotoGP 2015.
Saat ini, Rossi masih tertahan di peringkat keenam klasemen sementara pembalap MotoGP 2019 dengan raihan 145 poin.
Sementara itu, MotoGP 2019 masih menyisakan empat seri balap lagi.
Seri terdekat adalah MotoGP Jepang 2019 yang akan diadakan di Sirkuit Twin Ring Motegi pada 18-20 Oktober mendatang.