Chelsea Marvelyn Istanto, peserta dari Merauke, mengikuti Audisi Umum Beasiswa Bulutangkis 2019 sejak kali pertama digelar pada akhir Juli lalu. Setahun lampau Chelsea juga sempat mengikuti Audisi Umum di Kota Manado.
Tahun ini, atlet yang masuk kelompok U-13 Putri tersebut gagal meraih Super Tiket di Bandung, Purwokerto, dan Surabaya. Di Solo Raya langkahnya terhenti di fase awal Tahap Turnamen.
Meski demikian, Chelsea memastikan bakal kembali berlaga di Audisi Umum pamungkas pada tahun ini di Kudus, lantaran ingin mewujudkan impian menjadi seperti pebulutangkis idolanya.
"Saya pengen seperti Liliyana Natsir. Jadi saya harus jaga kondisi dan siapkan mental, karena biasanya saya cepat down kalau lihat lawan badannya lebih tinggi atau jago. Dan di Kudus nanti adalah kesempatan saya yang terakhir di tahun ini," tuturnya.
Sementara, Muhammad Affan Alaudin, asal Tulungagung, Jawa Timur, tercatat sudah enam kali mengikuti Audisi Umum. Setahun lalu, Affan menjajal kemampuan melalui ajang pencarian bibit-bibit bulutangkis ini Surabaya dan Kudus. Meski belum berhasil lolos, peserta U-11 Putra ini tak patah semangat.
Tahun ini Affan kembali mencoba di Bandung, Purwokerto, Surabaya, dan Solo Raya. "Ndak masalah, saya harus coba terus sampai bisa masuk diterima di PB Djarum," katanya.
Audisi Umum Beasiswa Bulutangkis 2019 dapat diikuti oleh atlet putra dan putri berkewarganegaraan Indonesia dengan kategori U11 (berusia 6-10), U13 (untuk peserta dengan umur 11-12 tahun). Audisi akan dilakukan dalam bentuk kompetisi dengan sistem gugur.
Pendaftaran dapat dilakukan secara online melalui laman www.pbdjarum.org atau dengan mendaftarkan diri secara langsung sehari sebelum pelaksanaan Audisi Umum di GOR setiap kota audisi. Peserta diwajibkan melakukan daftar ulang satu hari sebelum tahap seleksi (H-1) sesuai kota audisi pilihannya.