News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pengurus Besar Wushu Indonesia dan SIWO PWI Pusat Siap Gelar Festival Wushu Indonesia I 2019

Editor: Toni Bramantoro
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Airlangga Hartarto

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Seksi Wartawan Olahraga (SIWO) PWI Pusat bekerjasama dengan Pengurus Besar Wushu Indonesia (PB WI) siap menggelar Festival Wushu Indonesia I 2019 memperebutkan Piala Ketua Umum Airlangga Hartarto dan Ketua PWI Pusat.

Event yang bertujuan untuk mendorong pembinaan atlet-atlet wushu usia dini dan usia muda ini direncanakan akan diselenggarakan di Wisma Serba Guna Gelora Bung Karno Jakarta, 20-22 Desember mendatang.

Gelaran perdana ini khusus hanya mempertandingkan nomor taolu (seni) pada sembilan kelompok usia mulai 6 hingga 15 tahun.

Ketua Umum Pengurus Besar Wushu Indonesia (PB WI), Airlangga Hartarto menyambut gembira dan berterimakasih kepada SIWO PWI Pusat yang berinisiatif menyelenggarakan festival ini. 

"Ini wadah yang sangat positif untuk pembinaan atlet-atlet wushu usia dini dan usia muda di seluruh Indonesia. Dan sangat membantu PB WI untuk melakukan regenerasi atlet demi menjaga kesinambungan prestasi wushu Indonesia. Untuk itu, kami sangat mengapresiasi dan  berterimakasih kepada SIWO PWI Pusat yang telah menggagas festival ini," ungkap Airlangga Hartarto yang juga menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian.

Apresiasi yang sama juga diberikan oleh Sekjen PB WI, Ngatino. Ditegaskan pihaknya mendukung penuh penyelenggaaraan festival yang digagas SIWO PWI Pusat. 

"Terimakasih yang sebesar-besarnya kami ucapkan kepada teman-teman wartawan yang bernaung di SIWO PWI Pusat yang telah ikut peduli dan berperan aktif dalam mendorong pembinaan atlet-atlet wushu usia dini dan usia muda. Kami berharap festival ini dapat berkesinambungan. Ke depan mudah-mudahan bukan hanya mempertandingkan nomor taolu tetapi dapat juga mempertandingkan nomor sanda atau tarung," urai Ngatino.

Ngatino juga berharap dari  festival ini bisa terjaring dan lahir atlet yunior yang bisa disiapkan lebih lanjut oleh PB WI menuju Kejuaraan Dunia Yunior tahun 2022 di Indonesia.

"Karena melalui Kongres IWUF 2019 di Shanghai telah ditetapkan Indonesia (Surabaya) menjadi tuan rumahnya. Sebagai tuan rumah pastinya harus memilih dan menyiapkan atlet sejak dini," katanya. 

Ketua Panitia Pelaksana Festival Wushu Indonesia I 2019, Azhari Nasution menjelaskan tujuan dari event ini adalah untuk memberi wadah kompetisi bagi pewushu-pewushu usia dini dan usia muda di seluruh Indonesia. Diharapkan melalui festival ini akan muncul bibit-bibit atlet wushu usia dini dan usia muda yang handal.

"SIWO PWI Pusat terdorong untuk ikut berperan aktif membantu pembinaan wushu Indonesia. Kita tahu PB WI merupakan induk cabor yang tergolong berhasil dan berprestasi. Bukan hanya di level regional seperti SEA Games, Kejuaraan Asia dan Asian Games tetapi sampai level kejuaraan dunia. Prestasi yang sudah baik tersebut harus dijaga dan ditingkatkan. Dan salah satu caranya adalah dengan mendorong pembinaan di tingkat usia dini dan usia muda. Sehingga dapat muncul pewushu-pewushu usia muda yang handal yang kelak dapat melanjutkan torehan gemilang wushu Indonesia di pentas dunia," tutur wartawan berbadan tambun ini.

Prestasi wushu Indonesia memang patut diacungi jempol. Di level SEA Games sejak 2011 di Jakarta, kemudian SEA Games 2013 di Myanmar, 2015 di Singapura dan 2017 di Malaysia, Tim Wushu Indonesia selalu mendominasi dan tampil sebagai juara umum. Begitu juga di ajang multi event Asian Games.

Bahkan pada Asian Games 2014 di Incheon, Korea Selatan pewushu putri Juwita Niza Wasni menjadi penyumbang emas pertama bagi Kontingen Indonesia. Tradisi emas wushu berlanjut pada Asian Games 2018 di Jakarta yang disumbangkan oleh Lindswell Kwok.

Di ajang single event Kejuaraan Asia dan Kejuaraan Dunia, atlet wushu Indonesia juga mampu bersaing dan berprestasi. 

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini