TRIBUNNEWS.COM - Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) akan bertindak tegas kalau Persani (Persatuan Senam Indonesia) tidak segera menyelesaikan masalah kepulangan atlet senam untuk Sea Games 2019 karena isu keperawanan.
Hal ini diungkapkan oleh Sekertasi Menpora (Sesmenpora) Gatot S Dewa Broto dalam acara Kompas Petang yang dilansir kanal YouTube KompasTV, Sabtu (30/11/2019).
Sebelumnya diketahui atlet senam asal Kediri, Jawa Timur, Shalfa Avrila Siani yang hendak mengharumkan nama Indonesia di Sea Games 2019, dipulangkan secara mendadak oleh pelatihnya.
Tak hanya itu, masalah keperawanan pun menajdi dugaan kuat dari alasan kepulangan atlet tersebut.
Menanggapi hal ini, Sesmenpora dengan tegas menyinggung terkait karakter yang telah dimiliki Kemenpora.
Yakni kalau tidak ada pergerakan dari federasi maka Kemenpora akan turun tangan dan menindak dengan tegas masalah tersebut.
"Karakter kami Kemenpora, kalau dari federasi tidak bergerak kami akan turun tangan gitu lo," ujar Gatot.
Untuk itu Gatot akan memberi waktu Persani dapat menyelesaikan permasalahan ini secara internal.
Yakni dengan membuka komunikasi kepada pihak - pihak yang bersangkutan.
Seperti Persani, pelatih dan pihak dari atlet yang bersangkutan.
Di sisi lain kuasa hukum dari pihak atlet menyatakan sebelumnya tidak ada peringatan dari pelatih maupun Persani soal dugaan indisipliner dan penurunan prestasi.
Menanggapi itu Gatot mengaku sebelumnya ia juga tidak mengetahuinya.
Gatot mengaku mengatuhi hal tersebut juga dari media sosial.
"Memang kami tadi dikasihkan datanya, dan ada poin yang sangat krusial yang kami minta tolong dipastikan dan kalau bisa dihadirkan kepada kami dengan pelatih yang telah mengatakan seperti itu," imbuhnya.
Gatot juga mengatakan terkait masalah kedisiplinan harus jelas penyampaiannya, pelanggaran apa yang telah sang atlet lakukan.
Sesmenpora ini menuturkan kalau sesuai dengan data yang disebutkan oleh Persani, memang indikatornya terkait prestasi," ujar Gatot.
Namun meski begitu, Kemenpora menganggap masalah ini belum selesai.
Sehingga Kemenpora menghimbau agar Persani segera memperjelas terkait alasan dipulangkannya Shalfa dari Sea Games 2019.
"Kami anggap masalah ini belum selesai," ujar Gatot.
"Dan Ketua Umum Persani mengatakan mohon waktu karena pelatihnya sendang berada di Manila," imbuhnya,
Di sisi lain Gatot sangat menyayangkan kalau dugaan karena masalah keperawanan menjadi alasan pokok dipulangkannya Shalfa.
Karena hal ini akan sangat menganggu privasi dari atlet yang bersangkutan.
Ia menilai hal ini juga tidak ada hubunganya dengan prestasi.
Selain itu, Gatot juga menegaskan dalam suatu olimpiade tidak ada yang namanya diskriminasi terkait masalah keperawanan.
"Sekali lagi di dunia olahraga itu tidak dikenal adanya diskriminasi seperti itu," ujar Gatot.
"Bahkan diaturan olimpiade baik Asian Games, Sea games bahkan sampai PON, itu tidak ada yang namanya diskriminasi karena masalah mohon maaf karena masalah kegadisan," imbuhnya.
Menurut Gatot selama ini atlet yang memiliki usia lanjut maupun sudah memiliki anak tidak dipermaslahkan memngikuti suatu olimpiade.
"Bahkan ada atlet - atlet terkenal baik dari Indonesia maupun luar negeri yang mohon maaf sudah punya anak dan usia lanjut namun itu tidak jadi permasalahan," kata Gatot. (*)
(Tribunnes.com/Isnaya Helmi Rahma)