Selain itu, Greysia menambahkan dia dan pasangannya diminta fokus untuk tingkatkan performa da tidak berpatok pada hasil oleh sang pelatih.
"Kami hanya memikirkan performance kami, pelatih bilang performa kami yang harus ditingkatkan, bukan hasil."
"Kalau berkaca tahun lalu, naik-drop, naik-jatuh lagi, bagaimana caranya udah di level ini, harus diteruskan," imbuhnya.
Sementara Apriyani mengatakan salah satu faktor kemenangannya adalah sudah belajar dari video pertandingan Kim/Kong.
Selain itu dia juga mengatakan kesulitan untuk menjaga momen.
"Dari awal kami sudah me-review video pertandingan, sudah siapin pola di lapanngan."
"Kami sudah terapkan itu dan harus confident dan bisa jaga momen."
"Yang paling susah itu jaga momen, sudah leading, lalu hilang. Kami belajar dari situ," terang Apriyani.
Dengan hasil ini membuat Grey/Apri mampu memperbaiki rekor pertemuan dari Kim/Kong setelah dari dua laga sebelumnya selalu kalah.
Di final nanti, Grey/Apri akan bertemu wakil Denmark, Maiken Fruergaard/Sara Thygesen.
Pasangan Maiken/Sara mampu mengalahkan unggulan empat asal Jepang, Misaki Matsumoto/Ayaka Takahashi dua game langsung, 22-20, 22-20.
Jika dilihat dari sejarah pertemuan, Grey/Apri unggul jauh dengan lima kemenangan tanpa sekalipun mengalami kekalahan dari pasangan Denmark tersebut.
Pertemuan terarkhir kedua pasangan terjadi di China Open 2019, saat itu Grey/Apri menang melalui tiga game, 21-14, 15-21, 21-18.
Indonesia masih menyisakan beberapa nama di nomor yang berbeda di semifinal Indonesia Masters 2020 kali ini.