"Hal itu juga bisa mengirimkan citra buruk, ketika anda mengadakan konferensi pers di Inggirs dan seperi pertandingan sepak bola, namun apakah para pemain saling mendorong? Tentu saja tidak, mereka adalah seorang olahragawan," beber Arum.
"Hal yang sama terjadi pada sepak bola Amerika, Kriket, maupun Rugby. Mengapa tinju tidak bisa melakukan hal seperti itu? Itu benar-benar mempermalukan nilai olahraga," pungkas Arum.
Sebelumnya, WIlder dengan Fury terlibat saling dorong mendorong dalam konferensi pers jelang pertarungan kedua pada hari Rabu.
Baca: Lupakan Khabib Nurmagomedov, Conor McGregor Justru Punya Agenda Duel Lain
Baca: Khabib Nurmagomedov Punya 2 Kelemahan yang Tidak Diketahui Banyak Pihak
Pertarungan 12 Ronde Harus Berakhir Imbang
Pertarungan tinju dunia antara Tyson Fury melawan Deontay Wilder berakhir dengan hasil imbang di Staples Center, Los Angeles tepatnya pada hari Sabtu (1/12/2018) alias hampir dua tahun silam.
Dilansir dari Kompas.com, Hasil tersebut membuat Deontay Wilder masih memegang sabuk juara dunia kelas berat versi WBC.
Tyson Fury mendominasi sejak ronde pertama pertarungan tinju ini dimulai.
Serangan demi serangan dilancarkan Tyson Fury. Deontay Wilder bukan tanpa serangan.
Pada ronde pertama, serangan yang dilancarkan Deontay Wilder berhasil dihindari Tyson Fury.
Beberapa kali, Tyson Fury memprovokasi Deontay Wilder untuk menyerangnya.
Namun, hingga ronde kedelapan, Wilder masih bermain dengan tenang.
Hingga pada ronde kesembilan, Tyson Fury sempat terjatuh saat menerima beberapa pukulan beruntun dari Deontay Wilder.
Namun, Fury masih mampu untuk melanjutkan pertandingan walaupun sempat tertekan hingga ronde kesembilan ini berakhir.
Setelah serangan bertubi-tubi dilancarkan pada ronde kesembilan, Deontay Wilder pada ronde ke-10 sudah mulai terlihat kelelahan.