Di final, Praveen/Melati mengalahkan unggulan tiga asal Thailand, Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai melalui rubber game, 21-15, 17-21, 21-8.
Bagi Melati Daeva Oktavianti, ini gelar pertama dia meraih seri super 1000.
Baca: Marcus/Kevin Raih Runner-up, Gelar All England 2020 Sektor Ganda Putra Direbut Endo/Watanabe
Sedangkan bagi Praveen Jordan, gelar All England tahun ini merupakan raihan yang kedua kalinya.
Setelah meraih pada tahun 2016 bersama Debby Susanto.
Pasca pertandingan, Melati mengungkapkan kebahagiaannya karena berhasil menjuarai turnamen bulutangkis tertua di dunia ini.
Terlebih, gelar ini merupakan salah satu cita-cita dan impiannya sedari kecil.
"Pastinya bangga banget bisa juara di sini. Karena ini kan salah satu cita-cita dan impian dari kecil.
"Siapa sih yang tidak mau juara All England. Semua pemain badminton kalau ditanya pasti maunya juara All England, Kejuaraan Dunia dan Olimpiade.
"Alhamdulillah bisa terwujud salah satu impianku," ungkap Melati Daeva, dikutip dari Badminton Indonesia.
Dalam pertandingan melawan unggulan Thailand tersebut, Praveen/Melati sempat tertinggal di awal set pertama.
Namun akhirnya bisa menguasai pertandingan hingga melesat 21-15.
Pada set kedua, hingga poin ke-10, kedua pasangan saling kejar-kejaran poin dan bermain sengit.
Dechapol/Sapsiree berhasil merebut set kedua dengan angka 21-17.
Set ketiga, wakil Indonesia yang kini naik ke peringkat 4 dunia tersebut mencuri start dan memberi tekanan sejak awal.