News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Dampak Penundaan Olimpiade Tokyo 2020 Bikin Pusing BWF, Kejuaraan Dunia Terancam Ditiadakan

Penulis: Dwi Setiawan
Editor: Muhammad Nursina Rasyidin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Badminton World Championship

TRIBUNNEWS.COM - Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) diyakini tengah mengalami banyak masalah saat ini akibat penundaan pagelaran Olimpiade Tokyo 2020.

Penyelenggaraan event olahraga terbesar dunia bertajuk Olimpiade Tokyo 2020 terpaksa ditunda akibat pandemi corona.

Tanggal terbaru pelaksanaan ajang Olimpiade Tokyo dijadwalkan akan dihelat mulai 23 Juli sampai 8 Agustus 2021 mendatang.

Akibat penundaan tersebut mengakibatkan jadwal BWF World Tour 2020 mengalami kekacauan.

Baca: Tanggapan Berkelas BWF Pasca Dikritik Habis Terkait Penyelenggaraan All England 2020

Baca: Jurus Herry IP Hadapi Penundaan Olimpiade, Siapkan Program Khusus hingga Evaluasi Kekalahan

Cincin Olimpiade Tokyo 2020 ditampilkan di Tokyo. Kamis (26/3/2020). Presiden Olimpiade Tokyo 2020 Yoshiro Mori hari ini adakan pertemuan untuk membentuk gugus tugas perencanaan Olimpiade. (AFP/CHARLY TRIBALLEAU) (AFP/CHARLY TRIBALLEAU)

Penundaan Olimpiade Tokyo juga membuat agenda BWF pada tahun depan diprediksi juga terasa cukup padat.

Tercatat akan ada empat agenda besar bulutangkis yang dihelat pada tahun 2021.

Mulai dari Olimpiade, Kejuaraan Dunia, Piala Sudirman, hingga BWF World Tour Finals.

Ditambah penyelenggaraan Olimpiade yang rencana dihelat pada bulan Agustus akan bertabrakan dengan penyelenggaraan Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2021.

Hal itu membuat BWF semakin pusing dimana bisa saja perhelatan Kejuaraan Dunia Bulutangkis pada tahun depan ditiadakan demi keberjalanan Olimpiade.

BWF sendiri saat ini tengah dalam situasi sulit untuk segera menyelesaikan revisi terhadap sistem poin kualifikasi menuju Olimpiade.

Setelah itu, BWF akan kembali dihadapkan sebuah tantangan bagaimana menemukan tanggal pengganti penyelenggaraan Kejuaraan Dunia 2021.

Tak hanya mencari pengganti, BWF juga harus mampu kembali membangun sistem mekanisme kualifikasi bagi siapapun yang ingin berlaga dalam turnamen tersebut.

Mengingat biasanya secara kalender, siklus kualifikasi menuju Kejuaraan Dunia membutuhkan waktu 52 minggu sebelum hari H.

Pasangan ganda putra Indonesia, Hendra Setiawan dan Mohammad Ahsan, berpose dengan bendera Merah Putih usai memenangi medali emas Kejuaraan Dunia 2019 di Basel, Swiss, Minggu (25/8/2019). (Badminton Indonesia)

Kota yang menjadi tuan rumah ajang Kejuaraan Dunia ke-26 tahun depan adalah Huelva, Spanyol.

Menanggapi situasi demikian, Sekretaris Asosiasi Bulutangkis Malaysia (BAM) yakni Datuk Kenny Goh melayangkan pandangannya terhadap masalah tersebut.

Datuk Kenny Goh menganggap bukanlah hal ideal untuk menyelenggarakan Kejuaraan Dunia di tahun yang sama dengan Olimpiade.

"Jika BWF masih ingin menyelenggarakan Kejuaraan Dunia itu berarti akan ada tiga turnamen besar tahun depan mulai dari Olimpiade, Kejuaraan Dunia, dan Piala Sudirman," ungkap Denny Goh, dikutip dari The Star.

"Jangan lupa bahwa BWF World Tour Finals juga dianggap sebagai turnamen besar oleh BWF sehingga akan menjadi empat, tentu itu terlalu banyak," tambahnya.

Denny Koh menilai ajang Kejuaraan Dunia 2021 bisa saja dihapus saja mengingat waktu penyelenggaraannya hampir bebarengan dengan Olimpiade.

"Saya pikir kita harus berani membatalkan Kejuaraan Dunia karena itu diadakan setiap tahun," jelas Denny Koh.

"Saya yakin Jepang akan menjadikan Olimpiade sebagai ajang paling berkesan buat mereka mengingat apa yang terjadi pada tahun ini," sambungnya.

Walaupun demikian, usulan Denny Koh bisa saja ditolak BWF sehingga ia menyerahkan semua keputusan terkait hal itu ke pihak yang bersangkutan.

"Pada akhirnya itu sepenuhnya kewenangan BWF," akhirnya.

Penundaan Olimpiade Tokyo ternyata juga membuat salah seorang pelatih bulutangkis Malaysia sektor tunggal putra merasakan perasaan campur aduk.

Baca: Usai Juarai All England Open 2020, Viktor Axelsen Justru Terkena Denda dari BWF

Pelatih Tunggal Putra Malaysia Akui Miliki Perasaan Campur Aduk

Hendrawan selaku pelatih tunggal putra bulutangkis Malaysia mengaku memiliki perasaan campur aduk atas penundaan Olimpiade Tokyo hingga 2021.

Menyikapi hal tersebut, Hendrawan mengaku cukup senang sekaligus khawatir terhadap imbas penundaan tersebut.

Pertama, pelatih asli Indonesia tersebut mengapresiasi keputusan tersebut di tengah situasi pelik yang terjadi saat ini.

Keputusan tersebut diyakini bisa membuat para atlet sekarang bisa lebih tenang untuk menjaga kesehatan sekaligus keselamatan diri masing-masing.

"Ini bagus untuk semua orang karena kita sekarang dapat fokus pada kesehatan dan keselamatan kita," ujar Hendrawan, seprti dilansir dari The Star.

"Para pemain juga memiliki waktu yang lebih untuk mempersiapkan diri," tambahnya.

Kedua, Hendrawan mengaku cukup khawatir penundaan tersebut berdampak pada ritme permainan yang telah dibangun anak asuhannya.

"Disisi lain, semua pembatalan turnamen ini akan mematahkan ritme pemain kami yang semuanya masih muda," beber Hendrawan.

"Saya khawatir mereka tidak memiliki kedewasaan untuk menangani situasi ini," jelasnya.

Kekhawatiran yang dirasakan oleh sang pelatih tentu cukup beralasan.

Mengingat performa tunggal putra Malasyia dapat dikatakan tengah meningkat.

Misal, Lee Zii Jia yang muncul sebagai pebulutangkis andalan baru Malaysia sektor tunggal putra.

Performa Lee Zii Jia juga dapat dikatakan cukup impresif dalam beberapa tahun terakhir.

Ia mampu bertransformasi menjadi pebulutangkis yang tidak bisa diremehkan begitu saja kualitasnya.

Baca: Peringkat Teranyar BWF Sektor Tunggal Putra, Kento Momota Belum Terkejar, Ginting & Jojo Turun

Baca: Yuta Watanabe Optimis Raih Emas Olimpiade Tokyo 2020 Setelah Menang All England

Terbaru, Lee Zii Jia berhasil melaju hingga partai semifinal All England 2020.

Sehingga ditundanya berbagai turnamen bulutangkis dunia termasuk Olimpiade dikhawatirkan mengganggu momentum para pebulutangkis muda Malaysia, termasuk Lee Zii Jia.

Selain Zii Jia, Cheam June Wei juga mampu menjadi andalan lain tim Malaysia pada masa depan.

Chiam June Wei mampu tampil apik dalam Kejuaraan Tim Asia di Manila, Filliina pada bulan Februari lalu.

Lebih lanjut, Hendrawan berharap para anak asuhnya tetap bekerja keras dan bersabar menanggapi situasi seperti ini.

"Para pemain kami memiliki hasil yang baik, ada api dalam diri mereka dan mereka sangat termotivasi tetapi sekarang semuanya telah berubah," keluh Hendrawan,

Apalagi Malaysia menjadi salah satu negara yang telah menerapkan lockdown demi antisipasi semakin masifnya penyebaran corona.

Hendrawan pun meminta anak asuhannya tetap menjaga kebugaran di rumahnya masing-masing.

"Saya telah menyarankan mereka untuk tetap bugar, saya akan berbicara dengan mereka setelah mereka diizinkan kembali ke pelatihan," pungkas pria kelahiran Malang, Jawa Timur tersebut.

Hendrawan sendiri merupakan salah satu pebulutangkis Indonesia yang juga pernah meraih prestasi selama karirnya sebagai pemain.

Salah satu gelar juara yang diraih oleh Hendrawan adalah medali perak dalam Olimpiade Sydney 2000.

(Tribunnews/Dwi Setiawan)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini