Kepastian mengenai turnamen ini pun masih belum bisa disampaikan oleh Budiharto.
"Ini juga akan jadi keputusan BWF nantinya, BWF akan pertimbangkan semua aspeknya, kami tidak punya pilihan."
"Apapun yang diputuskan BWF, itu yang terbaik, tapi sampai saat ini belum ada pembicaraan masalah ini," jelasnya.
Indonesia rencananya juga akan menjadi tuan rumah untuk beberapa turnamen internasional.
Turnamen tersebut yaitu Pembangunan Jaya Raya Junior Grand Prix 2020 (18-23 Agustus), Victor Exist Jakarta Open Junior International Series 2020 (8-13 September 2020) dan Indonesia International Challenge 2020 (20-25 Oktober).
Namun PP PBSI akan menkonfirmasi waktu penyelenggaraan turnamen-turnamen ini bersama BWF dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi terkait wabah Covid-19.
Sebelumnya PBSI juga masih menunggu kejelasan dari BWF tentang turnamen Piala Thomas dan Uber Cup 2020.
Piala Thomas dan Uber 2020 sejatinya dijadwalkan pada 16-24 Mei mendatang di kota Aarhus, Denmark.
Berkaca pada kondisi pandemi corona yang masih meluas, jadwal tersebut telah direvisi dan diundur menjadi 15-23 Agustus.
Namun hingga kini BWF dan Asosiasi Bulutangkis Denmark masih mencari klarifikasi kepada otoritas terkait yang melarang kegiatan keramaian berskala besar hingga akhir Agustus 2020.
Baca: PBSI Sudah Membuat Protokol yang Ketat Terkait Pelatnas kata Achmad Budiharto
Baca: Pelatih Fisik PBSI Siapkan Program Latihan Ringan Bagi Pebulu Tangkis yang Tinggal di Pelatnas
Kebijakan Pemerintan Denmark tersebut dapat berdampak pada jadwal Piala Thomas dan Uber 2020 yang kemungkinan besar kembali mengalami perubahan.
Menyikapi situasi tersebut, Sekjen PBSI mengaku akan tetap memaklumi keputusan BWF apabila kembali terjadi penjadwalan ulang.
Di sisi lain, BWF juga mengungkapkan bahwa penundaan Piala Thomas dan uber Cup 2020 akan berpengaruh pada penyelenggaraan dua event penting BWF.
Event tersebut ialah AGM (Annual General Meeting) 2020 serta BWF Member's Forum yang rencananya akan dihelat di sela Piala Thomas dan Uber 2020.