News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Badminton Akan Kehilangan Identitasnya jika Terlalu Banyak Perubahan Aturan Baru

Penulis: Dwi Setiawan
Editor: Muhammad Nursina Rasyidin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kento Momota di BWF Tour Final

TRIBUNNEWS.COM - Kekhawatiran tengah dirasakan oleh beberapa pihak melihat beberapa wacana perubahan aturan yang akan diterapkan Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF).

Beberapa wacana baru yang akan digulirkan BWF antara lain penggunaan shuttlecock sintetis hingga perubahan sistem penilaian.

Pertama, Penggunaan shuttlecock sintetis sendiri rencananya akan digunakan mulai awal tahun 2021.

Terobosan penggunaan shuttlecock sintites tersebut sebagai upaya konkret BWF dalam mengurangi penggunaan sampah.

Penggunaan shuttlecock sintetis sejatinya telah menuai beragam komentar baik pro maupun kontra dari beberapa pebulutangkis dunia.

Baca: Tanggapan Lee Chong Wei Perihal Wacana Perubahan Sistem Penilaian 21x3 jadi 11x5

Baca: Pro Kontra Wacana Perubahan Sistem Penilaian Bulutangkis dari 21x3 ke 11x5

Atlet bulutangkis Indonesia, Gregoria Mariska Tunjung mengembalikan shuttlecock saat melawan atlet bulutangkis Jepang, Akane Yamaguchi pada semifinal beregu putri Asian Games 18 di Istora Senayan, Jakarta, Selasa (21/8/2018). Bulutangkis beregu putri Indonesia gagal melaju ke final setelah dikalahkan Jepang dengan skor 3-1. TRIBUNNEWS/HERUDIN (TRIBUNNEWS/HERUDIN)

Beberapa pebulutangkis mengutarakan penggunaan shuttlecock sintetis tersebut bisa saja menghilangkan seni dan keindahan permainan.

Namun, ada beberapa pebulutangkis lain menilai shuttlecock sintetis bisa mempercepat laju permainan yang lebih baik.

Wacana kedua yang saat ini tengah ramai dibicarakan adalah perubahan sistem penilaian skor bulu tangkis.

Perubahan format penilaian skor tersebut digauangkan oleh Poul-Erik Hoyer selaku Presiden BWF.

Terhitung telah dua tahun dimana Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) telah melayangkan proposal berupa opsi untuk mengganti format penilaian skor yang berlaku saat ini.

Baca: BWF Tunjuk Delapan Wajah Baru Duta Kampanye I Am Badminton, Termasuk Zheng Siwei/Huang Yaqiong

Format penilaian bulutangkis yang berlaku saat ini yakni 21x3, dimana pihak BWF ingin menggantinya menjadi 11x5.

Salah satu alasan yang membuat Poul-Erik Hoyer ingin mengubah sistem poin saat ini karena dinilai terlalu lama dan kurang menarik bagi para penonton.

Peraih medali emas tunggal putra Olimpiade Atalanta 1996 tersebut menambahkan beberapa langkah inovasi tersebut dilakukan agar bulutangkis bisa mengingukti perkembangan olahraga internasional lainnya.

Pasangan ganda putra Marcus Fernaldi Gideon dan Kevin Sanjaya Sukamuljo saat melawan wakil Malaysia Aaron Chia dan Soh Wooi Yik pada babak semi final Indonesia Masters 2020 di Istora Senayan, Jakarta Pusat, Sabtu (18/1/2020). Marcus dan Kevin melaju mulus ke final indonesia Masters 2020 usai mengalahkan Aaron Chia dan Soh Wooi Yik dua gim sekaligus dengan skor 21-19 dan 21-19. Tribunnews/Jeprima (Tribunnews/JEPRIMA)

Menanggapi berbagai wacana yang akan merubah aturan bulu tangkis tersebut ternyata mendapat perhatian dari mantan pebulu tangkis dunia.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini