TRIBUNNEWS.COM, KUALA LUMPUR - Wacana aturan baru yang diusulkan Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) kembali menemui kritik. Pemain legendaris Malaysia, Lee Chong Wei, ikut menyuarakan pendapat kontra.
BWF mengisyaratkan akan menggunakan shuttlecock sintetis untuk turnamen-turnamen elite.
Mereka juga mengumumkan wacana mengganti sistem poin 21 menjadi 11.
Lee Chong Wei termasuk yang tak setuju dengan rencana-rencana tersebut.
Peraih tiga medali perak Olimpiade asal Malaysia itu mengatakan bahwa BWF mengusulkan ide perubahan sistem poin demi keuntungan komersial.
"Menurut saya alasan BWF ingin menerapkan sistem11 poin adalah untuk mengakomodasi stasiun televisi dan mendapatkan lebih banyak keuntungan komersial," kata Lee.
Lee secara terbuka mengatakan ia lebih menyukai sistem poin 15.
"Saya masih menganggap sistem poin hingga 15 adalah sistem terbaik untuk bulu tangkis. Sistem tersebut menguji kemampuan, temperamen, dan ketahanan pemain," tuturnya melanjutkan.
Lee bukan satu-satunya mantan pemain yang menentang ide BWF.
Pelatih tim nasional India, Pullela Gopichand, juga tidak setuju.
Bedanya dengan Lee, Gopichand masih menilai sistem 21 poin seperti yang diterapkan saat ini adalah sistem terbaik.
"Saya tak akin alasan BWF mengubah sistem ini, padahal format 21 tim adalah sistem yang bagus. Bulu tangkis mengalami peningkatan popularitas dan hadiah untuk pemain," ucap Gopichand.
"Saya tak melihat alasan untuk segera mengubahnya," ujar dia lagi.
Lebih lanjut, Gopichand menilai kalaupun BWF ingin melakukan perubahan, mengganti format poin menjadi 11 bukan opsi yang baik.
"Saya lebih suka bulu tangkis kembali ke format 15 poin karena sistem itu takkan mengubah permainan terlalu banyak dan bisa menyingkat durasi. Format 11 poin takkan mempersingkat pertandingan, dan justru memengaruhi kualitas," kata dia lagi.
Lee Chong Wei dan Pullela Gopichand bukan orang pertama yang mengkritik kebijakan ini.
Sebelumnya, dua rekan Lee Chong Wei sesama eks pemain Malaysia, Rashid Sidek dan James Selvaraj, jug menentang gagasan BWF itu.