TRIBUNNEWS.COM, MIAMI - Patrick Mouratoglou yang merupakan pelatih dari petenis putri Amerika Serikat (AS), Serena Williams, mengatakan bahwa anak didiknya itu mau saja tampil pada US Open 2020.
Penyelenggaraan US Open 2020 mulai 31 Agustus mendatang mendapat respons pro-kontra dari sejumlah petenis dunia.
Sebagian dari mereka menilai pelaksanaan turnamen Grand Slam di Negeri Paman Sam itu terlalu ekstrem mengingat situasi pandemi virus Corona alias Covid-19 yang belum teratasi.
Apalagi, US Open 2020 akan berlangsung di New York City, salah satu kota di AS yang paling terdampak Covid-19.
Meski begitu, sebagian dari petenis dunia juga sudah rindu berkompetisi sehingga tidak keberatan untuk tampil pada US Open 2020 yang akan menggunakan protokol ketat, termasuk digelar tanpa kehadiran penonton.
Salah satu pemain yang dilaporkan bakal hadir pada US Open 2020 ialah Serena Williams, finalis nomor tunggal putri pada edisi tahun lalu.
"Dia jelas akan kembali ke kompetisi tenis untuk meraih titel Grand Slam, itu adalah tujuannya," ucap Mouratoglou kepada BBC Radio 4's Today Programme.
"Bagi seorang pemain, absen dari turnamen sangatlah sulit. Jadi, US Open akan menjadi kesempatan pertama untuk meraih kemenangan."
"Akan ada banyak pembatasan dan saya harus berbicara dengan dia untuk melihat apakah dia bisa menerima dan mengatur ekspetasi-ekspetasi itu," kata Mouratoglou lagi.
Serena Williams gagal menjuarai US Open 2019 setelah dikalahkan petenis muda Kanada, Bianca Andreescu.
Sejak menjadi ibu pada September 2017, Williams baru meraih satu gelar yakni Auckland Open 2020 pada Januari lalu.
Padahal, sebelum melahirkan putri pertamanya, Olympia Ohanian, Williams adalah langganan juara dan merupakan pemain tunggal putri nomor satu dunia.
Wajar jika sang pelatih menilai Williams sangat merindukan kompetisi dan manisnya momen menjadi kampiun.
Sementara itu, petenis-petenis elite dunia lainnya yakni Novak Djokovic, Rafael Nadal, Nick Kyrgios, dan Simona Halep, merasa ragu untuk tampil pada US Open 2020.
Djokovic menilai protokol yang diberlakukan di sana "ekstrem", sedangkan Nadal mengatakan bahwa dia cuma punya "sedikit keinginan" untuk berpergian ke New York.
Adapun Kyrgios secara tegas menyebut penyelenggara US Open 2020 "egois" karena ngotot menggelar turnamen di tengah situasi pandemi virus Corona yang mematikan.