TRIBUNNEWS.COM - Publik Korea Selatan digemparkan kasus bunuh diri Choi Suk-hyeon.
Choi adalah atlet muda berbakat pemenang medali turnamen junior putri pada kejuaraan triathlon Asia 2015 di Taipei.
Jasadnya ditemukan pihak berwajib di asramanya di Busan.
Suk-hyeon berusia 22 tahun.
Baca: Media Korea Selatan Pastikan Shin Tae-yong Sudah Berada di Indonesia Bulan Juli
Diduga, dia menjadi korban kekerasan fisik maupun verbal oleh pelatihnya.
Adalah tangkapan layar perbincangan melalui teks antara dirinya dengan sang ibu yang viral.
Korban pernah meminta ibunya untuk membeberkan perbuatan-perbuatan para pelaku kekerasan pada dirinya.
Setahun lalu, Choi Suk-hyeon berada di posisi empat belas dalam kejuaraan nasional.
Pada 2016, dirinya sempat bertengger di posisi keempat.
Beberapa catatan yang juga mengemuka dari media Korsel menunjukkan, pelatihnya marah besar antaran Suk-hyeon tidak mampu menjaga berat badan.
Dia pernah dipukuli oleh pelatihnya.
"Kamu tak boleh makan selama tiga hari," kata pelatihnya dalam rekaman percakapan yang direkam korban.
Ada juga catatan bahwa para ofisial tim memaksa Suk-hyeon makan roti seharga 200.000 won atau setara dengan Rp 2,3 juta sebagai hukuman.
Saat ini, kasus dibuka kembali dan tengah dalam peyelidikan.
Sementara, sebuah petisi di-posting pada laman kantor Presiden Korsel untuk menuntuk penyelidikan menyeluruh.
Hingga Kamis (2/7/2020) siang, petisi itu sudah diteken oleh 5.000 orang. (Josephus Primus/Kompas.com)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Diduga, Kekerasan Fisik oleh Pelatih Sebabkan Atlet Korsel Bunuh Diri"