TRIBUNNEWS.COM - Managing Director Monster Energy Yamaha, Lin Jarvis memberikan respon terkait insiden did not finish (DNF) yang dialami oleh Valentino Rossi pada seri pembuka MotoGP Spanyol 2020, (19/7/2020)
Tepatnya saat balapan yang berlangsung di Sirkuit Jerez Angel-Nieto, Rossi gagal mengakhiri balapan dengan menyentuh garis finis.
Kendala yang terjadi pada YZR-M1nya membuat sang pembalap Tavullia, Italia itu memilih menepi dari lintasan dan tak bisa melanjutkan race.
Lantas yang menjadi pertanyaan, apakah terjadi politik pengembangan pada M1?.
Baca: Maaf Valentino Rossi, Belum Waktunya Angka 46 Pensiun dari MotoGP
Baca: Fakta Kejutan Dibalik Gemilangnya Valentino Rossi di MotoGP Andalusia 2020, Settingan M1 Berubah
Valentino Rossi akhirnya naik podium lagi pada MotoGP Andalusia 2020 setelah "berpuasa" selama 17 balapan.
Kali terakhir Rossi finis di posisi podium ialah saat menjadi runner-up pada MotoGP Americas 2019.
Akhir pekan lalu, pembalap Italia itu menyelesaikan balapan di peringkat ketiga dan melengkapi Yamaha Party di Sirkuit Jerez, Spanyol.
Balapan MotoGP Andalusia 2020 dimenangi oleh Fabio Quartararo (Petronas Yamaha SRT), sedangkan rekan setim Rossi, Maverick Vinales, finis di urutan kedua.
Hasil yang diraih Valentino Rossi akhir pekan lalu seakan membalas kegagalan mendulang satu pun poin pada seri pembuka MotoGP 2020 yang berlangsung di sirkuit sama.
Rossi mencatat hasil gagal finis alias did not finish (DNF) setelah mesin motor yang dia kendarai mati.
Pembalap berjulukan The Doctor itu pun kesal dengan performa motor Yamaha yang dianggap kurang mampu bertahan lama.
Tak tanggung-tanggung, Rossi menuding timnya mempratikkan politik tertentu dalam pengembangan YZR-M1 dalam satu tahun terakhir.
Dalam jumpa pers setelah balapan MotoGP Andalusia 2020, Rossi menilai Yamaha lebih mendengarkan saran dari Maverick Vinales dan Fabio Quartararo ketimbang dirinya.
Merespons tuduhan pembalap paling seniornya, Lin Jarvis pun mengakui bahwa kubunya sempat tidak memperhatikan saran Valentino Rossi sebelumnya.