Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Majid
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga (Sesmenpora) Gatot S Dewa Broto mengatakan Kemenpora sangat berduka cita atas meninggalkan mantan Menpora Abdul Gafur.
“Iyaaa betul. kami baru tahu di wa grup internal habis senam rutin sekitar jam 8 lebih. Kami turut berduka cita ya,” kata Sesmenpora kepada wartawan, Jumat (4/9/2020).
“Saya belum tahu sakit apa, yang jelas kemenpora sangat berduka cita yang kami surprise itu beliau dikaruniai Allah Umur panjang walaupun benturan sakit tidak mengurangi beliau untuk tetap beraktivitas,” sambungnya.
Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), dr Abdul Gafur meninggal meninggal dunia di Rumah Sakit Gatot Subroto, Jakarta, Jumat, (4/9/2020) pukul 6.35 WIB dalam usia 81 tahun.
Pria kelahiran Patani, Halmahera Tengah, Maluku Utara, 20 Juni 1939, itu pernah menduduki jabatan Menteri Muda Urusan Pemuda Kabinet Pembangunan III (1978–1983) dan Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (1983–1988).
Abdul Gafur merupakan perintis Hari Olahraga Nasional (Haornas) saat pertama diperingati pada tanggal 9 September 1981.
Melalui Keppres nomor 67 tahun 1985, Haornas ditetapkan tanggal 9 September yang diperingati secara nasional. Dalam pencanangan Haornas pertama di Solo, Jateng oleh Presiden Soeharto itu kemudian dideklarasikan semboyan "Memasyarakatkan Olahraga dan Mengolahragakan Masyarakat”.
Gerakan ini menjadi mesin penggerak dimana masyarakat bukan hanya di perkotaan juga hingga pelosok desa gemar berolahraga. Bahkan di tingkat sekolah pun diwajibkan Senam Kesegaran Jasmani (SKJ).
Prinsipnya Abdul Ghafur menginginkan masyarakat Indonesia sadar pentingnya olahraga untuk menjadi sehat bugar baik fisik maupun jasmani.
Sesmenpora juga turut mengenang kebersamaannya dengan almarhum.
“Beliau sebagai salah satu tokoh nasional. Lebih khusus lagi mantan menpora. Meskipun sudah usia lanjut, sepuh, terakhir ketemu saat launching sekitar 2 tahun lalu di Balai Kartini. Saya hadir mewakili Imam Nahrawi,”
“Saat itu beliau masih lantang. Bapak Abdul Gafur yang kami kenal kalau bicara sangat lantang dan itu masih terlihat. kami masih komunikasi wa atau tlp terkadang lewat ajudan,” kenang Sesmenpora.